Dr Vincent Chia, CEO dari Gleneagles Hospital Singapore mengatakan 70 persen pasien di rumah sakitnya merupakan warga lokal. 30 Persen sisanya merupakan pasien internasional. Dari 30 persen angka pasien internasional, mayoritas atau sekitar 70 persennya adalah pasien dari Indonesia.
"Sekitar 60 sampai 70 persen pasien internasional kami berasal dari Indonesia. Di belakangnya ada Malaysia sekitar 20 persen, dan negara-negara Indochina seperti Vietnam dan Myanmar. Selebihnya berasal dari Uni Emirat Arab dan ada juga yang dari Bangladesh," tutur Dr Chia, dalam media interview Annual Scientific Meeting Gleneagles Hospital di Sheraton Tower, Singapura, seperti ditulis Minggu (26/4/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saking banyaknya pasien yang berasal dari Indonesia, Dr Chia mengatakan bahwa Gleneagles Hospital memberikan pelatihan khusus soal Bahasa Indonesia kepada para stafnya. Hal ini untuk mempermudah pelayanan serta membuat pasien merasa lebih nyaman ketika berobat.
"Targetnya 20 persen staf kami sudah bisa berbicara bahasa Indonesia, terutama yang berada di frontliner. Kami juga memiliki banyak staf yang mampu berbahasa melayu," tambahnya.
Di Gleneagles Hospital, sistem ini disebut sebagai International Patient Service. Pasien-pasien internasional yang bukan berasal dari Singapura akan diberikan pendamping yang disebut sebagai concierge.
Dijelaskan Dr Chia, para concierge ini nantinya berfungsi sebagai penerjemah antara dokter dengan pasien. Selain itu, mereka juga akan memberikan informasi soal biaya, hotel untuk menginap dan informasi lainnya yang dibutuhkan pasien.
"Dan tidak hanya sebagai penghubung antara rumah sakit dan pasien, mereka (concierge) juga bisa memberikan informasi sosial. Misalnya, tempat-tempat belanja yang menarik, dan wisata lainnya di Singapura," pungkasnya.
Baca juga: 'Dibanjiri' WNI, RS di Penang Sampai Punya Penerjemah Khusus Indonesia (Muhamad Reza Sulaiman/AN Uyung Pramudiarja)











































