Klaim ini diungkapkan sejumlah peneliti dari Turin University, Italia yang melakukan pengamatan terhadap lebih dari 100.000 wanita. Sebagian besar dari mereka merupakan ibu pekerja dan 60 persen di antaranya mempunyai lebih dari satu anak.
Riwayat kesehatan masing-masing dari mereka diikuti terus oleh peneliti selama 8 tahun. Dan di satu titik mereka menemukan bahwa bekerja sambil mengurus rumah tangga tidak memunculkan risiko gangguan jantung pada wanita, kecuali jika mereka memiliki anak laki-laki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan jika anak laki-lakinya lebih dari satu, atau minimal dua anak, maka risiko penyakit jantungnya bisa dua kali lebih besar daripada mereka yang tak memiliki keturunan sama sekali. Sebaliknya dampak ini tidak akan ditemukan jika mereka mempunyai anak perempuan.
Mengapa begitu? "Mengurus anak laki-laki sekaligus bekerja tampaknya memberikan 'beban ganda' bagi jantung wanita," jelas peneliti seperti dikutip dari jurnal Social Science and Medicine, Senin (4/5/2015).
Pertama, mereka harus membereskan lebih banyak pekerjaan rumah tangga sepulang kerja. Lain halnya dengan anak perempuan, mereka biasanya tak keberatan jika harus membereskan kamar atau membantu ibu mereka menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
Kedua, remaja laki-laki juga lebih banyak menimbulkan masalah sehingga memicu stres yang lebih besar bagi ibu mereka. "Sedangkan alasan ketiga berkaitan dengan kondisi sang ibu sejak mengandung si anak laki-laki, karena bayi laki-laki lebih membebani jantung ibu ketimbang bayi perempuan," tambah peneliti.
Baca juga: Warisan Alergi: Ayah ke Anak Laki, Ibu ke Anak Perempuan
Sebelumnya sebuah penelitian dari Finlandia mengungkapkan memiliki banyak anak laki-laki memperpendek usia ibu. Peneliti menduga ketika dikandung, bayi laki-laki menghasilkan lebih banyak hormon testosterone daripada anak perempuan padahal hal itu dapat melemahkan sistem kekebalan sang ibu.
Lagipula bayi laki-laki tumbuh lebih cepat di dalam rahim sehingga terasa lebih berat ketika dikandung, artinya menempatkan lebih banyak beban pada tubuh ibu. (Rahma Lilahi Sativa/AN Uyung Pramudiarja)











































