"Misalkan kusta di tahun 2000 kita sudah eliminasi sekarang meningkat lagi. Polio juga di tahun 2005 Indonesia sudah bebas polio tapi artinya kita harus tetap waspada sebab kalau tidak diawasi akan terjadi re-emerged. Perlu juga diwaspadai new emerging infectious disease seperti MERS-CoV, ebola, serta HIV-AIDS. Belum lagi penyakit yang berpotensi jadi wabah," kata Dirjen P2PL Kemenkes, H.M. Subuh, MPPM, di Intercontinental Hotel, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Subuh menuturkan faktor munculnya re-emerged infectious disease yakni imunisasi di bawah 90 persen sehingga saat ini pun pemerintah melakukan kegiaan outbreak response sweeping. Pada dasarnya, faktor penentu mengapa ada orang yang sakit dan tidak 70 persen ditentukan faktor lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika lingkungan kotor dan jorok, maka penyakit mudah menyebar. Sementara, faktor perilaku hidup sebanyak 30 persen, akses ketersediaan layanan kesehatan, tenaga kesehatan, sistem kesehatan dan obat sebanyak 20 persen. Kemudian 10 persen dipengaruhi faktor genetik dan keturunan.
"Jadi 70 persen faktor orang bisa sakit atau nggak berasal dari luar tubuh kita bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan. Kalau penularan infeksi di RS tergantung areanya apakah di kamar operasi atau area perawatan. Harusnya di semua RS clear, ada pemeriksaan dinding, lantai, alat, diperiksa ke lab secara berkala," tutur Subuh.
Ia menambahkan standar RS harusnya sudah diakreditasi di mana salah satu syarat pemenuhan standar RS yakni memenuhi pengendalian infeksi. Apapun penyakitnya, perlindungan infeksi harus dilakukan tidak sekadar pakai masker atau tutup kepala supaya tidak mengena ke orang lain," kata Subuh.
Saat ini, Kementerian Kesehatan sudah memiliki posko 24 jam untuk pengendalian penyakit infeksi yang memantau seluruh daerah di Indonesia dengan program Early Warning Response and Surveillance. Hasilnya dikatakan Subuh cukup responsif di tingkat provinsi dan pusat. "Buktinya bisa mendeteksi cepat suatu kejadian luar biasa (KLB) lalu difeedback ke daerah agar ditindaklanjuti," pungkasnya.
Baca juga: Hai Pria, Jarang Perhatikan Kesehatan Gigi? Hati-hati Efeknya pada Mr P (Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)











































