Kisah Naniek, Tetap Tegar Merawat Putranya yang Lahir dengan Bibir Sumbing

Kisah Naniek, Tetap Tegar Merawat Putranya yang Lahir dengan Bibir Sumbing

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 04 Jun 2015 09:35 WIB
Kisah Naniek, Tetap Tegar Merawat Putranya yang Lahir dengan Bibir Sumbing
Foto: Radian/detikHealth
Jakarta - Saat usia kandungannya 7 bulan, Naniek Ariastuti (41) diberi tahu dokter bahwa ada masalah pada calon bayinya yakni terdapat Celah Bibir dan Langit-langit (CBL) atau bibir sumbing. Benar saja, tepat tanggal 19 November 2010, anak ketiga Naniek, Yoshikuni Izutsu terlahir dengan celah bibir dan langit-langit dua sisi atau bilateral cleft lip and palate.

Beberapa jam pasca melahirkan Yoshi, Naniek mengaku sempat tak ingin melihat wajah bayinya itu. Namun, lama-kelamaan ia dan sang suami bisa menerima keadaan Yoshi. Meski begitu, Yoshi sempat 'disembunyikan' selama beberapa bulan karena suami Naniek tidak ingin Yoshi trauma jika orang lain melihat kondisinya saat sudah dioperasi kelak.

"Tapi saya ya tidak tinggal diam. Saya dan suami memikirkan solusi apa yang harus kita lakukan. Akhirnya setelah mencari referensi, Yoshi berobat di RSAB Harapan Kita dengan perawatan yang memang terstruktur," kisah Naniek, ditemui di Remboelan Resto, Plaza Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (4/6/2015).

Selama menunggu prosedur operasi saat berusia 5,5 bulan. Naniek juga berusaha mengajak Yoshi keluar rumah. Meskipun ada saja orang yang memandang aneh pada Yoshi. Sejak usia 1 bulan sampai menjalani operasi pertama yakni operasi bibir, si kecil Yoshi harus memakai taping untuk memperkecil celah. Bahkan, dikatakan Naniek pipi Yoshi sampai alergi.

Satu bulan pasca operasi, Naniek merasa ada yang aneh. Sebab, saat di pesawat dalam perjalanan ke Jepang, kedua kakak Yoshi menjerit telinganya sakit saat pesawat lepas landas. Tapi Yoshi justru anteng dan tidak merasakan apa-apa. Sepulangnya dari Jepang saat kontrol ke dokter, dikatakan dokter bahwa Yoshi sudah 'terbiasa' sakit sejak kecil.

"Jadi pesawat take off bukan apa-apalah istilahnya buat dia, gitu kata dokter. Seiring pertumbuhannya, ada kelainan muncul darah saat BAB karena otot pinggangnya tidak kuat sehingga pembuluh darahnya selalu pecah. Terus kita obati ke spesialis saluran pencernaan anak. Treatmentnya selama 6 bulan. Selain minum obat, Yoshi harus memperbanyak makan sayur dan buah," kisah Naniek.

Baca juga: Suara Sengau Meski Sudah Operasi Bibir Sumbing Masih Bisa Diatasi Kok

Tak berhenti sampai di situ, saat ke dokter THT Yoshi diminta menggunakan alat bantu seperti pipa untuk mengeluarkan cairan di telinganya. Tetapi, hal itu tak dilakukan karena kondisi telinga Yoshi sudah membaik lewat terapi wicara yang sudah ia lakukan pasca operasi kedua. Kemudian, amandel Yoshi juga diketahui berukuran besar.

Di usia 1,5 tahun, Yoshi menjalani operasi kedua yaitu operasi langit-langit. Seminggu pasca operasi, setiap kali berjalan Yoshi selalu jatuh. Ternyata, saat diperiksa ke dokter ortopedi, kaki kanan Yoshi masuk ke dalam (in toe in). Selama 4 bulan pun, bocah itu memakai sepatu khusus untuk menormalkan kakinya.

Selama menjalani terapi wicara dari umur 19 bulan sampai 3 tahun, Naniek paling ingat saat Yoshi berhasil belajar mengisap dengan sedotan. Kala itu, Yoshi akhirnya berhasil menyedot pertama kalinya setelah diiming-imingi green tea yang ternyata menjadi minuman favoritnya. Kedua kakak Yoshi juga selalu mengajak ngobrol adiknya sebagai bentuk terapi.

"Pertama kali Yoshi bisa bicara 1 kalimat, terus sampe sekarang deh anaknya cerewet. Dia sudah bernegosiasi dari umur 3 tahun jadi kalo dihukum minta diringankan. Dia juga mau belajar bahasa lain, nggak cuma Indonesia sama Jepang aja. Sekarang Yoshi lagi perkenalan perawatan gigi dan nanti rencananya umur 6 tahun akan dilakukan beberapa tindakan ya," papar wanita berkacamata ini.

Dalam merawat Yoshi, Naniek menekankan pentingnya mencoba ikuti apa yang diberi tahu dan disarankan dokter. Jika Yoshi trauma dengan prosedur yang ia jalani, Naniek berusaha mengalihkan pemikiran Yoshi ke arah positif. Misalnya jika takut pada dokter, Naniek meyakinkan Yoshi adalah anak yang berani, ganteng, dan apa yang dilakukan dokter semata karena dokter sayang pada Yoshi.

"Satu hal yang membuat saya tetap tegar karena saya pikir manusia bergelut pada dua hal, positif negatif, masalah dan kebahagiaan. Nah, dua hal itu bisa bertukar posisi, kalau sekarang ada masalah saya yakin bakal ada kebahagiaan di kemudian hari. Saya juga yakin kalau masalah sepaket sama solusi dari Tuhan," kata Naniek.

Baca juga: Terapi Wicara Juga Punya Peranan Penting Pasca Operasi Bibir Sumbing

(rdn/up)

Berita Terkait