Dulu Lawan Kanker dan Kini Sulit Berjalan Normal, Sari Tetap Semangat

Kisah Inspiratif Penyintas Kanker

Dulu Lawan Kanker dan Kini Sulit Berjalan Normal, Sari Tetap Semangat

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 29 Jun 2015 17:00 WIB
Dulu Lawan Kanker dan Kini Sulit Berjalan Normal, Sari Tetap Semangat
Foto: Vita/detikHealth
Jakarta - Sutrilasari adalah salah seorang penyintas atau survivor kanker darah. Dulu, saat usianya enam tahun, perjuangan melawan kanker dimulai. Kini dia bisa beraktivitas seperti biasa kendati tidak bisa berjalan normal seperti orang lainnya.

Sari, demikian perempuan 23 tahun itu biasa disapa, menuturkan bagaimana awal mula dirinya didiagnosis kanker darah. Mimpi buruk itu terjadi saat dirinya duduk di kelas 1 SD. Sebelumnya, Sari memang sering sakit-sakitan. Dia mengalami asma kronis, selain itu perutnya membesar dan tubuhnya menguning seperti kuning telur.

"Katanya saya kena anemia aplastik. Saya minum obat melulu. Saya ingat dirawat di ruangan tersendiri, sempat pakai oksigen. Lalu saya pulang ke rumah, tapi kemudian balik lagi ke rumah sakit karena kulit bengkak dan biru-biru," tutur Sari kepada detikHealth dan ditulis pada Senin (29/6/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Perjuangan Rini Hantam Leukemia di Masa Kecil

Dari pemeriksaan diketahui Sari terkena acute lymphoblastic leukemia (ALL) stadium 3. Pengobatan yang panjang dan melelahkan harus dijalani Sari kecil. Setiap kali kemoterapi, Sari selalu merasa tidak nyaman karena mual dan muntah. Apalagi rambutnya terus rontok, menyisakan kepala yang gundul.

"Saya dibilang seperti tuyul. Sedih banget. Orang tua saya sampai bertanya-tanya 'anak ini nanti numbuh nggak ya rambutnya'. Tapi sekarang bisa tumbuh kok, panjang," sambung Sari yang mengenakan kerudung ini.

Karena kondisi tubuhnya, Sari terpaksa berhenti sekolah. Untunglah saat dirinya hendak kembali ke sekolah, sekolah dengan tangan terbuka bersedia menerima, meskipun dia sudah 3 tahun tidak sekolah.

"Tadinya disurut lompat kelas, tapi saya nggak mau takut tidak bisa mengikuti. Jadi ya saya ketinggalan 3 tahun memang. Saat teman-teman saya sudah SMP, saya masih SD," kenang Sari.

Ternyata mimpi buruk kembali datang saat Sari berusia 15 tahun. Kala itu dia baru saja bangun dari tidur siang, betapa kagetnya dia karena tubuh bagian bawahnya lumpuh. tak bisa digerakkan. Sari hanya bisa menangis.

"Katanya karena efek obat-obatan yang kena ke saraf kaki. Tadinya nggak bisa jalan sama sekali. Tapi terus latihan, akhirnya bisa jalan tanpa tongkat. Saya syukuri sekali," lanjutnya.

Baca juga: Idap Leukemia, Pria Ini Wujudkan Impiannya untuk Menikah Sebelum Meninggal

Sari tidak bisa berjalan secara wajar seperti orang-orang lainnya. Sebab salah satu kaki, menurutnya, jadi lebih pendek daripada yang lain. Alhasil Sari harus terpincang-pincang saat berjalan. Kondisi ini pernah membuatnya merasa terkucil. Namun ketabahan itu terpupuk seiring berjalannya waktu. Sehingga Sari pun mulai terbiasa dan menerima kondisinya.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMK-nya, Sari mencari pekerjaan. Beruntung, Careffour menerimanya sebagai karyawati di bagian administrasi. Hingga saat ini, Sari sudah dua tahun bekerja di tempat tersebut.

"Awalnya HRD tidak tahu kalau saya pernah sakit kanker. Kaki saya ini ya dikiranya cacat saja. Baru ke sini-sini pada tahu kalau saya pernah kena kanker. Tapi semua biasa saja sih ke saya. Saya juga tidak kesulitan di pekerjaan saya," paparnya.

Untuk anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker, Sari berpesan agar tidak berputus asa. "Doa saja, jalani pengobatan dengan baik, jangan malas minum obat," pesannya. (vit/vit)

Berita Terkait