Bagi pemudik yang kebetulan membawa kendaraan pribadi roda satu maupun roda dua sebaiknya siapkan pengganti untuk membawa kendaraan. Batas maksimal berkendara adalah 12 jam non-stop.
"Ketika mengendarai selama 12 jam tubuh akan mudah merasa letih bahkan kantuk melanda. Sebelum hal itu terjadi sebaiknya manfaatkan gerakan relaksasi kepala, bahu, kaki, tangan dan leher untuk mengurangi hal tersebut. Selain itu hal ini juga dipercaya bisa mengembalikan kesegaran dan kebugaran," ucap dr Mohammad Adib Khumaidi, SpOT, praktisi kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), seperti ditulis Senin (6/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu perhatikan makanan dan minuman yang dimakan selama perjalanan khususnya makanan yang dibeli di pinggir jalan. Sebaiknya bawalah bekal makanan selama perjalanan dan usahakan membawa makanan atau lauk pauk kering agar tidak gampang basi.
Ketua Komite Tanggap Bencana dan Pengabdian Profesi PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia), dr Kamaruddin Askar mengatakan bahwa seseorang harus memerhatikan intensitas buang air kecil ketika perjalanan mudik, jangan terlalu sering manahannya karena bisa mengakibatkan infeksi saluran kencing.
"Infeksi saluran kencing bisa terjadi bila terlalu sering menahan hasrat buang air kecil. Sebaiknya jika rangsangan itu sudah ada, carilah tempat istirahat atau rest area terdekat agar tidak terjadi infeksi pada saluran kencing," ucapnya.
Selain itu, jangan lupa membawa obat-obatan sederhana seperti obat anti diare, obat sakit kepala, obat maag, obat alergi serta obat anti mual khususnya untuk mencegah mabuk perjalanan.
"Jangan lupa membawa obat-obatan yang rutin dikonsumsi pasien penyakit kronis misalnya kencing manis, hipertensi, asma, kolesterol tinggi dan asam urat," pungkas dr Kamaruddin.
Baca juga: Musim Mudik di Depan Mata, Dokter Ingatkan Risiko Dehidrasi di Perjalanan
(up/vit)











































