Kebanyakan orang menjadikan buah sebagai santapan saat berbuka, namun tak sedikit yang kemudian mengolahnya menjadi minuman manis. Buah-buah dipotong kemudian ditambahkan sirup, gula, atau susu kental manis.
"Itu cara makan buah yang salah. Buah harus dimakan dalam keadaan perut kosong dan sesegar mungkin kalau mau mendapatkan manfaatnya," ungkap praktisi yoga sekaligus pelaku food combining, Erikar Lebang, kepada detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (8/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kunyah buah perlahan-lahan agar tercampur liur dengan baik. Karena buah berbasis karbohidrat, enzim amylase dalam ludah akan mencerna buah tersebut. Telan sedikit demi sedikit juga, jangan terburu-buru apalagi hingga tersedak," tulis Erikar dalam bukunya, 'Food Combining di Bulan Ramadan'.
Apabila Anda lebih suka mengonsumsi buah dalam bentuk jus atau blender, Erikar berpesan supaya Anda meminumnya juga secara perlahan. Hindari minum jus buah dengan kecepatan tinggi. Hal ini dapat menimbulkan rasa sebah di dalam perut akibat tidak tercampur ludah dan amylase tak bisa melakukan tugasnya.
"Selain itu kandungan gula dalam buah, fruktosa, juga akan cepat melonjakkan kadar gula dalam darah sehingga menimbulkan efek pusing," imbuhnya.
Erikar menjelaskan bahwa tidak seperti mitos yang menyebutkan bahwa buah bersifat asam sehingga mengganggu pencernaan dan memancing asam lambung, jika dikonsumsi secara benar buah justru dapat memelihara bahkan memperbaiki sistem tubuh secara menyeluruh.
Baca juga: Tak Sempat Sahur karena Telat Bangun? Jangan Andalkan Susu, Ini Triknya (ajg/vit)











































