Setelah menderita penyakit kulit eskim yang parah sejak lima tahun terakhir, Morgan mengatakan kepada ibunya bahwa ia lebih baik mati daripada hidup dengan penyakit itu. Sontak, pernyataan Morgan tersebut membuat ibunya, Dana Bishop sedih.
Sejak berusia empat bulan, Morgan harus berjuang melawan eksim parah yang diidapnya. Pihak keluarga juga sudah mencoba segala macam pengobatan, termasuk kemoterapi, namun tak kunjung membuahkan hasil.
Dana, yang juga menderita penyakit serupa mengatakan bahwa anaknya mengalami eskim yang parah sampai kesakitan untuk berjalan. Telapak kaki Morgan terasa begitu sakit jika berjalan hingga ia harus menggunakan skuter untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kehidupan Morgan amat sulit. Musim dingin adalah neraka bagi kulitnya, karena adanya pemanas sentral suhu udara yang rendah. Tapi saat musim panas kami pun jarang mengajak Morgan pergi ke luar karena serbuk sari akan memperburuk keadaannya," ujar Dana, dikutip dari Daily Mail pada Rabu (15/72015).
Saat Morgan berkata ia lebih baik mati di ulang tahunnya yang ke-lima, sebagai seorang ibu, Dana merasa sangat sedih mendengarnya. Dalam keseharian pun, Morgan hanya bisa bersekolah setengah hari karena di siang harinya ia harus tidur.
Saat sekolah, kulit di telapak kaki dan lutut Morgan bisa pecah-pecah bahkan retak dan nyaris tidak bisa digerakkan. "Ketika benar-benar buruk, lukanya akan terlihat seperti luka bakar," ujar Dana.
Baca juga: Pengobatan Baru Untuk Eskim Karena Jamur Ditemukan (rdn/ajg)











































