Krisis Ebola menunjukkan World Health Organization (WHO) tak memiliki kapasitas untuk menghadapi keadaan kesehatan darurat. Hal tersebut diutarakan tim independen yang ditugaskan WHO sendiri.
Panel peninjau mengatakan WHO terlalu lambat bertindak ketika krisis Ebola muncul di Afrika Barat. Penyakit ada sejak Desember 2013 tetapi WHO baru membunyikan alarm darurat global pada Agustus 2014. Pada saat itu, sudah lebih dari 1.000 orang meninggal dunia.
Pada tahap awal krisis Ebola, WHO hanya mengirimkan peringatan tentang bahaya situasi yang ada kepada para pemegang kekuasaan. Namun pesan tersebut tak ditanggapi dan tak ada tindakan nyata yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tampaknya ada harapan bahwa krisis dapat dihadapi dengan diplomasi yang baik daripada mulai meningkatkan aksi darurat," tulis laporan seperti dikutip dari BBC pada Rabu (22/7/2015).
Menanggapi hasil tinjauan, WHO mengatakan berencana untuk melakukan reformasi. WHO mengaku bahwa pihaknya terlalu lama mendeklarasi Ebola sebagai keadaan darurat global.
Direktur Umum WHO Margaret Chan mengaku bahwa wabah Ebola menjadi tamparan keras untuk organisasi.
Hingga kini tercatat sudah lebih dari 11 ribu orang meninggal akibat penyakit virus Ebola di Afrika Barat.
Baca juga: WHO Pertimbangkan Vaksinasi Ebola Masal pada Agustus 2015
(fds/up)











































