Beberapa daerah di Jakarta mengalami peningkatan jumlah nyamuk yang lebih dari biasanya. Pakar mengatakan, hal ini ada hubungannya dengan musim kemarau yang sedang terjadi.
Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc, Peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan Lingkungan dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa memang secara umum, ada kaitan antara jumlah nyamuk dengan cuaca dan musim. Pada musim kemarau, jumlah nyamuk memang rata-rata lebih banyak daripada biasanya.
"Karena nyamuk kan bersarangnya di genangan air. Ketika musim kemarau, genangan air memang sedikit tapi ada, tidak terganggu, tidak mengalir jadinya membuat nyamuk bersarangnya lebih tenang, perkembangbiakannya pun lebih banyak," tutur Budi, ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Kamis (23/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan di musim hujan di mana air tidak menggenang, melainkan hanyut terbawa arus. Sarang nyamuk pun akan ikut terseret sehingga perkembangbiakan nyamuk menjadi tidak tenang dan terganggu. Akibatnya, jumlah nyamuk rata-rata turun di musim hujan.
Selain genangan air tadi, Budi juga mengatakan bahwa secara umum, nyamuk akan lebih sering menggigit. Penelitian mengungkap bahwa dengan suhu bumi yang makin panas karena perubahan iklim, maka banyak nyamuk yang akhirnya mengalami perubahan siklus hidup.
Jika dulunya jentik membutuhkan waktu 12-14 hari untuk berubah menjadi nyamuk dewasa, sekarang hanya butuh waktu 9 hari aja. Hal ini membuat frekuensi makan nyamuk meningkat akibat bentuk tubuhnya yang mengecil.
"Karena mereka dewasa prematur, biasanya 12 hari sekarang 9 hari udah dewasa. Akibatnya tubuhnya lebih kecil, perutnya juga lebih, makannya frekuensi makannya juga meningkat. Biasanya setiap 5 hari sekali sekarang 3 hari sekali," tutur Budi lagi.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak lengah soal melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Seperti sudah disebutkan di atas, musim kemarau membuat air tergenang lebih tenang dan nyamuk berkembang biak lebih banyak. Karena itu PSN harus tetap dilakukan.
Baca juga: DBD Tak Lagi Jadi Penyakit Musiman, Tapi Endemis Sepanjang Tahun
(mrs/up)











































