Gina S Noer (30) misalnya, harus tantangan ekstra saat menyusui putra keduanya yang mengidap Celah Bibir dan Langit (CBL) atau dalam bahasa awan kerap disebut bibir sumbing. Toh, kondisi si kecil yang tidak memungkinkan untuk menyusu langsung tak lantas menyurutkan semangat istri penulis skenario film Salman Aristo ini untuk memenuhi kewajibannya memberikan ASI Eksklusif.
"Awalnya saya ingin menyusui langsung. Namun posisinya cukup menantang dan saya kesulitan untuk menyesuaikan. Akhirnya, daripada saya dan bayi sama-sama stres lalu saya memutuskan untuk memberi ASI dengan metode Exclusive Pumping. Jadi ASI saya pompa dan diberikan kepada putra kami dengan bantuan dot khusus," tutur Gina kepada detikHealth seperti ditulis Rabu (5/8/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain lagi dengan Wynanda Bagiyo Saputri (31) alias Nanda. Anak keduanya, Kirana (1,5) mengidap Pierre Robin Sequence (PRS). Dagunya terlalu kecil sehingga sulit menyusu. Padahal, bayi cantik ini juga didiagnosis Global Developmental Delay (GDD) yang membuat tumbuh kembangnya terhambat.
Saran dokter untuk beralih ke susu formula khusus demi mengejar ketertinggalan tumbuh kembang si buah hati tak diindahkan oleh Nanda. Dengan tekad baja, ia tetap berusaha menyusui langsung anaknya tersebut. Pengalaman suksesnya mengatasi flat dan inverted nipple saat menyusui anak pertama membuat Nanda yakin dirinya bisa mengatasi tantangan ini.
"Saya latih dulu anaknya dengan posisi menyusu 'dancer hands'. Ini karena saya sendiri tidak berani mengambil risiko yang seperti tadi, tertutup jalan napasnya," tutur Nanda yang kini aktif mengelola komunitas untuk para ibu yang menyusui anak berkebutuhan khusus.
Baca juga: Kisah Kirana, Bayi Cantik Berdagu Kecil dengan Sederet Penyakit Langka
Ulasan khas detikHealth pekan ini akan menghadirkan kisah para ibu menyusui yang menghadapi tantangan-tantangan 'tak biasa'. Selain Gina dan Nanda, ada juga Farahdibha Tenrilamba yang menghadapi ketidakseimbangan hormon akibat depresi saat menyusui. Beberapa ibu menyusui dari komunitas TATC (Tambah ASI Tambah Cinta) juga akan berbagi pengalaman inspiratifnya dalam menyusui anak-anak berkebutuhan khusus.
"Perlu diingat bahwa menyusui bukan sekadar memberikan ASI saja, tapi ada proses bonding ibu dan anak yang akan sangat berguna bagi tumbuh kembang anak kelak," kata dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Redaksi juga mengundang para pembaca yang ingin berbagi pengalaman inspiratif dalam menaklukkan tantangan-tantangan 'spesial' saat memberikan ASI eksklusif, melalui email ke redaksi@detikHealth.com. Tersedia kenang-kenangan menarik lho, khusus bagi yang beruntung.
Anda juga bisa share pengalaman menyusui dan foto-foto ruangan laktasi kantor Anda melalui media sosial detikHealth dengan hashtag #AyofasilitASI. Bisa di Facebook: https://www.facebook.com/detikHealth atau di Twitter: @detikHealth atau melalui Instagram: detikhealth
Selamat membaca!
(up/up)











































