Profesor dr Hasbullah Thabrany, MPH, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengatakan memang pemerintah perlu anggaran yang lebih untuk menjalankan program promosi kesehatan. Saat ini Rp 70 triliun dari APBN diberikan untuk sektor kesehatan.
Skrining kanker serviks, payudara, dan kolorektal adalah pemeriksaan yang direkomendasikan dr Hasbullah agar dapat dilakukan di puskesmas karena angka kejadiannya cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SADARI (periksa payudara sendiri) mesti digencarkan kasih iklan banyak-banyak. Sekarang sudah lupa. Dulu SADARI itu gencar tapi sekarang sudah kayaknya meredup," lanjutnya.
dr Hasbullah yang juga menjabat ketua pusat kajian ekonomi dan kebijakan kesehatan di Universitas Indonesia mengatakan agar ketersediaan pemeriksaan dini di puskesmas tersebut efektif, edukasi masyarakat juga perlu dijalankan. Pemerintah menurutnya tahun depan perlu Rp 2 triliun khusus untuk promosi kampanye kesehatan saja agar masyarakat terbiasa hidup sehat.
"Skrining itu bisa dilakukan di puskesmas tapi kampanyenya kurang. Pasien enggak memahami itu dan dokternya juga suka lupa," tutup dr Hasbullah.
Baca juga: Faktor-faktor Ini Sering Bikin Kanker Payudara Terlambat Ditangani
(fds/up)











































