"Konsumsi antioksidan, termasuk dalam bentuk suplemen memang masih menjadi topik kontroversial. Antioksidan memang memungkinkan melindungi jaringan yang sehat." kata Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc, MS, SpGK dari Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Namun, lanjut dr Fias, beberapa studi menemukan bahwa suplemen antioksidan justru bisa mengurangi keefektivan terapi kanker yakni kemoterapi dan radioterapi. Dokter berkacamata itu menambahkan jenis antioksidan pun beragam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jalani Perawatan, Pasien Kanker Tak Melulu Harus Pantang Makanan
"Untuk itu sangat kompleks dan banyak yang harus dipertimbangkan jika memang antioksidan akan digunakan untuk menunjang terapi kanker," kata dr Fias di FKUI, Salemba, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Disarankan dr Fias, konsumsilah buah dan sayur yang sudah terbukti kaya akan antioksidan dan notabene aman karena alami. Hindari pula konsumsi antioksidan dosis tinggi selama terapi. Jika ingin mengonsumsinya, setelah terapi selesai.
Penting pula untuk tidak mengonsumsi suplemen antioksidan dalam dosis tinggi sedangkan kebutuhan gizi harian tidak dipenuhi. Toh ingin mengonsumsi suplemen antioksidan konsultasikan dengan dokter.
"Selama bukti ilmiah suplemen antioksidan mengandung manfaat dalam terapi kanker, baiknya pertimbangkan risiko dan efek negatif yang bisa ditimbulkan karena sampai sekarang hal ini masih kontroversial," tegas dr Fias.
Baca juga: Pemeriksaan dan Edukasi Bermacam Kanker Ini Perlu Diperluas Sampai Puskesmas (rdn/up)











































