Disampaikan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSUD dr Soetomo, dr Hari Nugroho, SpOG, bahwa secara umum saat kehamilan muda posisi sungsang memang sangat sering terjadi karena janin melayang-layang akibat jumlah cairan ketuban masih sangat banyak.
"Tetapi kemungkinan janin posisi sungsang menurun seiring makin besarnya usia kehamilan," ujar dr Hari kepada detikHealth beberapa waktu lalu dan ditulis pada Jumat (21/8/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun perputaran spontan dari sungsang menjadi letak kepala sangat sering terjadi, bahkan saat usia kehamilan sudah cukup bulan. Dari penelitian terdahulu dikatakan kemungkinan perputaran spontan dari sungsang menjadi letak kepala di atas 36 minggu sekitar 25 persen," imbuhnya.
Baca juga: Studi: Wanita Bertubuh Pendek Lebih Berisiko Melahirkan Bayi Prematur
Beberapa hal yang meningkatkan risiko janin berposisi sungsang disampaikan oleh dr Hari di antaranya kelainan anatomi rahim, adanya tumor dalam rahim seperti myoma uteri, dan kelainan letak plasenta.
"Selain itu bisa juga karena makin sering hamil, contohnya anak keempat lebih tinggi risikonya untuk sungsang dibanding hamil anak kedua. Lalu cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit, panggul sempit dan kelainan janin," tutur dokter pemilik akun Twitter @drharinugroho ini.
Lalu adakah cara untuk mencegah supaya posisi janin dalam kandungan tak sungsang? Ditegaskan oleh dr Hari, tidak ada intervensi yang bisa dilakukan ibu untuk mencegah bayinya letak sungsang.
"Satu-satunya hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kehamilan letak sungsang adalah mencegah punya anak terlalu banyak," terangnya.
Baca juga: Meminimalkan Ketidaksesuaian Hasil, Haruskah Bumil Lakukan USG Tiap Kontrol?
(ajg/up)











































