Komite Mata Nasional dibentuk di bawah Kementerian Kesehatan khusus untuk menanggulangi masalah kesehatan mata. Katarak masih menjadi masalah karena banyak orang terutama yang di daerah sulit dijangkau tak memiliki akses untuk operasi mata.
"Saya dengan senang hati membantu ketika menteri kesehatan meminta agar membentuk komite ini karena saya mengalami apa yang terjadi di daerah terluar, termiskin, terjauh, dan lain-lain itu. Akses untuk mendapatkan pengobatan katarak sulit diperoleh saudara-saudara kita," kata Andy ketika ditemui pada jumpa media di Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (6/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Operasi Katarak Sudah Dilakukan Ribuan Tahun Lalu, Seperti Apa?
Menurut data Kementerian Kesehatan saat ini ada 1,4 persen warga Indonesia yang mengidap kebutaan. Sekitar 52 persen penyebab kebutaan tersebut adalah katarak.
Katarak sendiri adalah kondisi ditandai dengan berkabutnya lensa mata yang progresif. Hal ini terjadi secara alamiah pada orang di usia tua tapi bisa juga terjadi di usia yang lebih muda karena ada kondisi yang memengaruhi metabolisme seperti diabetes.
Misi dari Komite Mata Nasional adalah berusaha untuk menghimpun data dan mengkoordinasi berbagai macam operasi mata gratis. Diharapkan pada tahun 2020 angka kebutaan bisa turun 25 persen.
"Angkanya kita di Komite Mata Nasional memang sedang mencari data nasional. Data terakhir kita itu tahun 1993. Masalah data ini masalah kita semua," pungkas Andy.
Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Tetes Mata untuk Obati Katarak, Sukses pada Hewan Uji (fds/up)











































