'Rambut Rontok karena Kemo Tidak Seberapa Dibanding Kehilangan Payudara'

'Rambut Rontok karena Kemo Tidak Seberapa Dibanding Kehilangan Payudara'

Nurvita Indarini - detikHealth
Selasa, 13 Okt 2015 11:05 WIB
Rambut Rontok karena Kemo Tidak Seberapa Dibanding Kehilangan Payudara
Foto: Thinsktock/ninuns
Jakarta - Rambut rontok parah hingga meninggalkan kepala plontos merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang dijalani pasien kanker payudara. Karena kepala adalah bagian tubuh yang mudah terlihat, sering kali gundulnya kepala membuat sedih pasien dan orang-orang terdekatnya. Padahal sebenarnya, kehilangan rambut tidak seberapa dibanding kehilangan payudara.

"Nggak usah takut rambut rontok karena kemo. Rambut rontok tidak seberapa dibanding kehilangan payudara, nanti juga tumbuh lagi, lebih bagus malah. Ini saya gundul," kata founder Lovepink, Shanti Persada, di sela-sela penyerahan mobil operasional dari Graha Medika ke Lovepink di Grha Asuransi Astra, Jl TB Simatupang Kav 15, Jakarta, dan ditulis pada Selasa (13/10/2015).

Saat seseorang didiagnosis kanker payudara, maka yang perlu dipersiapkan adalah mentalnya. Karena harus menjalani sejumlah proses pengobatan yang tidak berlangsung singkat. Shanti ingat benar ketika dia didiagnosis kanker payudara untuk pertama kalinya pada 2010 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Ikhlas Menerima, Kunci Samantha Hadapi Kanker Payudara

"Saat pertama didiagnosis, seolah dunia berhenti berputar beberapa detik. Saya didiagnosis kanker stadium 3B. Tapi ya sudah, hidup harus tetap berjalan," kenang Shanti.

Kemoterapi, operasi, dan radiasi harus dijalani Shanti. Selama 1,5 tahun proses pengobatan dilakoni Shanti.



"Yang menguatkan saya adalah saat saya ketemu Muti (Madelina Mutia yang juga survivor kanker payudara). Karena ada teman senasib, saya tidak merasa sendiri. Memang ada saudara, keluarga, sahabat tapi kan mereka tidak mengalami sehingga tidak tahu persis apa yang saya alami. Karena ada teman sesama kanker payudara, beban saya jadi lebih ringan," papar Shanti.

Karena itu Shanti mengajak mereka yang pernah punya pengalaman dengan kanker payudara untuk bergabung di Lovepink. Karena dengan berada di komunitas yang berisi orang-orang dengan kanker payudara maka dukungan dari teman-teman seperjuangan akan membuat beban terasa jauh lebih ringan.

Shanti dan sahabatnya, Muti (Foto: dok. pribadi)


Baca juga: 6 Kebiasaan Kecil Ini Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Payudara Bagi Wanita (vit/up)

Berita Terkait