Ketika kedinginan, kepanasan, atau terlalu kesal, akan timbul bintik-bintik besar yang menyakitkan di sekujur tubuhnya. Tak hanya itu, wajah dan leher Jen juga bisa membengkak hingga ia sulit bernapas. Sejak didiagnosis urtikaria kronis pada Januari tahun ini, Jen pun terpaksa berhenti dari pekerjaannya sebagai guru SMP.
Kini, Jen harus tinggal di rumah. Jika hendak keluar, Jen mesti menggunakan berlapis-lapis pakaian. Setiap hari, ia juga harus mengukur suhu tubuhnya. Sebab, perubahan temperatur udara sedikit saja juga membuat alergi Jen muncul kembali. Diungkapkan Jen, alergi yang ia alami seakan membuatnya tak bisa lagi 'berdamai' dengan hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala urtikaria kronis dialami Jen pada Desember tahun lalu. Saat itu, Jen sedang berlibur ke kebun binatang bersama keluarganya. Di cuaca yang cukup dingin, Jen tiba-tiba merasa gatal dan ketika membuka syal di lehernya, terdapat banyak bentolan merah yang perih dan menyakitkan. Jen lantas dibawa ke RS terdekat. Saat itulah dokter mendiagnosis Jen urtikaria kronis.
Urtikaria kronis merupakan kondisi di mana akan muncul bentol kemerahan ketika sel kulit melepaskan histamin ke aliran darah sebagai respons terhadap alergen. Alergen dalam kasus ini bisa berupa cuaca panas, dingin, olaharga, stres, bahkan sinar matahari dan konsumsi makanan, demikian dikutip dari Daily Mail, Jumat (16/10/2015).
Setiap hari, Jen harus mengonsumsi 16 tablet obat yang terdiri dari antihistamin, obat anticemas, dan asma. Ia juga harus mandi menggunakan air hangat. Tak hanya itu, ia juga terpaksa berhenti mengajar karena ketika alergi muncul, wajah Jen akan membengkak dan ia harus segera pulang. Tak hanya itu, saat alergi muncul, kulit Jen terasa panas disertai bibir dan telinga yang membengkak.
Baca juga: Idap Alergi Listrik, Koneksi Wi-Fi Saja Bisa Bikin Jackie Kolaps
"Tubuh saya gatal dan jika digaruk akan berdarah. Saya juga mengalami pembengkakan di kelopak mata, bibir, wajah, dan tenggorokan. Bahkan di rumah ketika saya menjemur pakaian, saya harus memakai baju berlapis. Saya pun tidak bisa mngonsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin," terang Jen.
Tak jarang, Jen merasa sedih dengan apa yang ia alami. Ketika musim dingin, ia tak bisa bermain bersama anak-anaknya. Bahkan, saat ulang tahun putra pertamanya Louis, Jen harus menggunakan pakaian tebal sementara anggota keluarga lain menggunakan pakaian santai.
Dokter yang merawat Jen, dr Clive Grattan dari Norfolk & Norwich University Hospital mengatakan urtikaria kronis seperti yang dialami Jen belum jelas penyebabnya. Namun, gejala gatal dan bengkak terjadi akibat pelepasan histamin ketika kulit terpapar dingin. Jangankan udara dingin, dr Grattan mengutarakan konsumsi makanan dan minuman dingin saja bisa memicu alergi. Sehingga, penggunaan antihistamin setidaknya mampu membantu memperbaiki kondisi pasien.
Baca juga: Kisah Pasien dengan Alergi-alergi Unik: Air, Udara Dingin dan Kertas
(rdn/up)











































