Dalam penelitian ini, ada tiga kondisi saat tidur yang diamati. Kondisi tersebut yaitu dibangun secara paksa, memiliki waktu tidur yang kurang, dan tidur yang terganggu. Sebanyak 62 peserta dilibatkan dalam penelitian ini, tediri dari pria dan wanita yang tidak memiliki masalah dengan kualitas tidur.
Baca Juga: 6 Cara Ini Bisa Bantu Bayi Tidur Nyenyak di Malam Hari https://health.detik.com/read/2015/10/30/193216/3058317/1300/6-cara-ini-bisa-bantu-bayi-tidur-nyenyak-di-malam-hari
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika tidur seseorang terganggu sepanjang malam, akan menghilangkan kesempatan untuk mengembalikan perasaan menjadi seperti semula,"ujar Finan, Ph.D, Peneliti serta asisten profesor psikiatri dan ilmu perilaku di John Hopskins university, Amerika, dikutip dari Fox News, Minggu (1/11/15).
Baca Juga: Bangun dari Tidur 14 Km dari Rumah Gara-gara Sleepwalking
Seseorang yang mengalami gangguan pada tidurnya lebih rendah mengalami pulas saat tidur daripada yang kurang memiliki jam tidur. Hal ini menunjukan hubungan signifikan secara statisik mengenai turunnya mood positif seseorang. Tidak itu saja, gangguan tidur dapat mempengaruhi tingkat energi seseorang dan perasaan simpati serta keramahaan seseorang.
Gangguan tidur biasanya disebabkan karena tekanan dalam pikiran, faktor lingkungan, gangguan emosional, dan efek samping dari pengobatan pada waktu mengalami penyakit tertentu. Maka disarankan untuk mulai melakukan olahraga, membuat kamar menjadi nyaman, atau membatasi kafein untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Dengan memiliki kualitas tidur yang baik tidak hanya membuat tubuh baik secara fisik tetapi juga mental Anda. (up/up)











































