Prof Faisal Yunus, SpP(K), dari RS Persahabatan mengatakan rokok lebih berbahaya daripada polusi udara untuk kesehatan paru-paru dan saluran napas. Alasannya sederhana, asap rokok dan residunya mengikuti perokok seharian penuh.
"Coba bayangkan, perokok lagi di kamar merokok. Di kamar mandi merokok. Di tempat makan merokok. Kadang lagi di jalan juga merokok. Asapnya mengikuti terus kemana-mana," ungkap Prof Yunus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskan Prof Yunus, asap rokok tidak hanya merugikan perokok yang mengisapnya. Perokok pasif yang terpapar asap rokok orang lain juga memiliki risiko kesehatan yang sama.
Baca juga: Begini Cara Asap Bisa Pengaruhi Tubuh Sampai Membuat Kurus
Selain itu, residu atau sisa asap rokok dapat menempel di pakaian, barang-barang, hingga dinding rumah. Oleh karena itu wajar menurutnya jika dikatakan asap rokok lebih berbahaya daripada polusi udara.
Di kesempatan yang sama, dr Agus Dwi Susantu, SpP(K), juga dari RS Persahabatan, mengatakan penelitian di RS Persahabatan mendukung kaitan antara rokok dengan penyakit paru obstruktif kronik. Hampir seluruh pasien PPOK yang berobat di RS Persahabatan merupakan perokok.
"Studi kami di RS Persahabatan menyebut 92-94 persen pasien PPOK merupakan perokok. Jadi ada korelasinya antara rokok dan kesehatan paru," paparnya.
Meski begitu, bukan berarti asap polusi tidak berbahaya. Hanya saja dr Agus mengatakan bahaya polusi udara bisa dihindari dengan beberapa cara seperti menggunakan masker ketika bepergian dan mengurangi waktu berada di jalan raya.
"Kalau macet ya memang mau gimana. Tapi yang naik motor kan bisa pakai masker. Selain itu olahraga dan jauhi rokok," pungkasnya.
Baca juga: Begini Akibatnya Jika Pengidap Asma Terlalu Lama Terpapar Asap (mrs/vit)











































