Ya, beberapa orang mengaku tidak bisa BAB jika tidak dilakukan di lingkungan yang familiar. Alhasil BAB pun ditahan, tak cuma beberapa jam, tapi mungkin bisa jadi hingga beberapa hari. Hmm jangan jadikan menahan BAB sebagai kebiasaan ya.
Menahan BAB mungkin kesannya sangat remeh temeh. Namun dampaknya bisa lebih berbahaya ketimbang yang Anda bayangkan lho. Menurut para ahli, menahan BAB tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman tapi di beberapa kasus ekstrem, penundaan BAB dalam waktu yang lama bisa berujung kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tinja yang mengeras ini bahkan bisa menyumbat usus. Ada pula yang mengatakan, racun-racun dalam tinja akan terserap kembali ke dalam tubuh. "Saat feses mengering, bisa memblokir sistem di tubuh sehingga berdampak pada usus," kata Konstantin Monastyrsky, penulis buku Gut Sense, seperti dikutip dari Mirror dan ditulis pada Jumat (27/11/2015).
Baca juga: Berantas BAB Sembarangan, Warga Ende NTT Gelar Arisan WC
Kyle D Staller, seorang pakar pencernaan dari Massachusetts General Hospital menambahkan kebiasaan menahan BAB selain mengakibatkan disfungsi otot yang digunakan untuk BAB juga menjadikan limbah menumpuk di tubuh. Akibatnya memang berdampak pada usus.
"Sampai akhirnya perlu dilakukan operasi. Jika tidak ditangani, usus yang kena dampaknya ini bisa jadi penyebab kematian," kata Staller.
dr Ayu Yuni Andini beberapa waktu lalu menjelaskan BAB dalam sehari maksimal tiga kali. Seseorang yang jarang BAB bisa jadi karena masalah konstipasi, namun dalam kasus tertentu bisa jadi pula gejala kanker usus.
Baca juga: BAB Sembarangan dan Malaria Diyakini Saling Berkaitan, Siapa Mau Meneliti? (vit/vit)











































