Ditambah Depresi, Kanker Turunkan Peluang Hidup Pasien Secara Drastis

Ditambah Depresi, Kanker Turunkan Peluang Hidup Pasien Secara Drastis

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 02 Des 2015 19:05 WIB
Ditambah Depresi, Kanker Turunkan Peluang Hidup Pasien Secara Drastis
Foto: thinkstock
London - Kemajuan ilmu pengobatan mendorong tingginya tingkat kesembuhan pada pasien penyakit kronis seperti kanker sekalipun. Namun kadangkala hanya karena depresi, pasien malah tak kunjung sembuh.

Sebuah penelitian memastikan penyandang kanker yang depresi tak hanya susah sembuh, tetapi juga berpeluang tinggi untuk meninggal lebih cepat. Hal ini terlihat jelas pada wanita penyandang kanker payudara.

Fakta ini terungkap setelah peneliti dari King's College London mengamati 77.173 wanita penyandang kanker payudara selama 10 tahun (2000-2010).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

422 orang di antaranya sudah memiliki riwayat depresi sebelum didiagnosis kanker, namun tercatat ada 533 orang yang baru dikatakan mengidap depresi setelah didiagnosis dengan kanker.

Baca juga: Sering Pindah Rumah Ternyata Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak

Pasien dengan riwayat depresi terbukti mengalami penurunan peluang hidup, namun kondisi ini lebih dikaitkan dengan faktor lain seperti usia yang lebih tua, status sosioekonomi yang lebih rendah dan kanker yang sudah pada stadium lanjut.

Sedangkan pada mereka yang baru mengalami depresi selepas ketahuan punya kanker hanya 55 persen saja yang masih hidup lima tahun setelah didiagnosis kanker. Tapi bila dibandingkan dengan jumlah pasien yang tidak depresi, persentasenya cukup jauh, yaitu 75 persen.

Itu artinya, pasien kanker yang depresi berpeluang sekitar 45 persen lebih tinggi untuk meninggal dunia ketimbang mereka yang tidak depresi.

"Memang penurunan mood dan depresi lumrah ditemukan pada orang yang baru saja mendapat diagnosis kanker payudara," ungkap ketua tim peneliti, Elizabeth Davies seperti dikutip dari The Sun, Rabu (2/12/2015).

Untuk itu ia menekankan pentingnya dukungan yang kuat dari dokter dan keluarga kepada si pasien. "Dimulai dengan telaten menanyakan mood dan mengamati perubahannya, dan beritahukan kepada mereka, tak jadi soal bila mereka ingin meminta bantuan," lanjutnya.

Intervensi berupa dukungan sosial dirasa Davies sangat besar peranannya untuk membantu mengurangi efek negatif dari depresi, yang tidak bisa dicegah obat sekalipun.

Baca juga: Sahabat Anda Mengidap Depresi? Ini Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

Dugaan peneliti, pasien kanker yang depresi cenderung tidak menjaga gaya hidupnya dan tidak mematuhi anjuran dokter dalam pengobatan sehingga meningkatkan risiko kematian dini mereka. Belum lagi stres kronis juga mampu mengurangi peluang kesembuhan mereka.

(lll/up)

Berita Terkait