Dikutip dari Fox News, Jumat (4/12/2015), dinas kesehatan Amerika Serikat melihat adanya peningkatan dari penyakit langka yang dikenal sebagai demam kelinci.
Dalam dua dekade terakhir, dinas kesehatan melihat hanya ada rata-rata 125 kasus untuk penyakit yang dokter sebut sebagai tularemia tersebut. Tapi, tahun ini ditemukan 235 kasus seperti yang dilaporkan oleh Centers for Disease Control and Prevention.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinas kesehatan setempat masih belum yakin mengapa kasus ini muncul lagi. Tapi, mereka berspekulasi peningkatan jumlah kasus tularemia mungkin saja berhubungan dengan kondisi cuaca yang cenderung 'membantu' tikus dan bakteri berkembang di negara-negara tertentu.
Menurut data, setidaknya ada 100 kasus yang terdapat di empat negara, yaitu Colorado, Nebraska, South Dakota dan Wyoming.
Penelitian mengungkapkan bahwa kutu dan lalat rusa menularkan bakteri dari kelinci dan mamalia kecil lainnya lalu kemudian menyebarkannya ketika mereka menggigit manusia. Selain itu, jika tidak hati-hati orang yang menangani atau berhubungan langsung dengan hewan mati juga bisa tertular.
Gejala dari penyakit ini adalah demam mendadak, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan cepat lelah. Tapi, kondisi tersebut dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik.
Baca juga: Bawa Hewan Peliharaan Ke Kamar, Hati-hati Tidur Bisa Terganggu
(rdn/rdn)











































