Gobel mengungkapkan, ini menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia melarang impor pakaian bekas, selain karena impor ini mematikan industri tekstil berskala kecil.
Terlepas dari itu, Gobel mau tak mau harus menuai kecaman karena pernyataannya tersebut. Salah satunya dari Indonesia AIDS Coalition (IAC). Mereka menganggap pernyataan itu menyesatkan dan 'berbau hoax'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Foto: Rachmat Haryanto/detikcom) |
Baca juga: Sebut Baju Bekas Impor Bisa Tularkan HIV, Menteri Gobel Dikecam Aktivis
Menurut IAC, ini artinya pekerjaan rumah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) masih sangatlah besar. Apalagi komisi ini diketuai oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
"Jangankan mengedukasi masyarakat umum, di lingkar kabinet sendiri yang notabene berasal dari kalangan yang cukup punya pendidikan saja masih terdapat miskonsepsi terkait HIV dan AIDS," kata Ayu Octariani, perwakilan dari IAC.
Namun menyadari kesalahannya, berselang beberapa hari kemudian Gobel mengklarifikasi hal ini lewat akun Twitter-nya. "Mohon maaf, saya klarifikasi: mengenai pemakaian pakaian bekas bisa menularkan berbagai macam penyakit. Thanks atas koreksi berbagai pihak," tulis Menteri Gobel melalui akun @RachmatGobel beberapa waktu lalu.
Pasar pakaian bekas di Senen (Foto: Alfathir Yulianda/detikcom) |
IAC menambahkan, mereka merasa perlu meluruskan rumor tersebut karena khawatir ini akan menciptakan stigma negatif terhadap upaya penanggulangan HIV. Perlu diketahui bahwa HIV hanya dapat menular lewat kontak cairan tubuh saja, seperti pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan secara bergantian, hubungan seks yang tidak aman, dan air susu ibu (ASI) yang sudah terinfeksi.
Pihak Kementerian Kesehatan juga memastikan hal ini. "Sampai saat ini penularan HIV hanya melalui tiga cara tersebut. Selain itu, virus HIV hanya bisa hidup di tubuh manusia, jadi begitu keluar dari tubuh manusia dia akan mati," tegas dr Endang Budi Hartuti dari Subdit AIDS dan PMS Kemenkes RI.
Kondisi yang sama juga berlaku bila cairan kelamin seperti sperma atau darah menempel di pakaian dan sudah kering.
(Foto: Alfathir Yulianda/detikcom) |
Endang pun mengimbau, pakaian bekas sebaiknya dicuci terlebih dahulu demi mencegah penularan penyakit lain seperti penyakit kulit. dr Eddy Karta, SpKK dari EDMO Clinic menambahkan, infeksi yang dipicu oleh pemakaian pakaian bekas biasanya diakibatkan oleh jamur dan serangga.
"Contohnya seperti skabies dan kutu manusia atau pedikulosis. Sedangkan penyakit virus umumnya tidak menular melalui pakaian bekas yang pernah dipakai oleh orang lain," tegasnya kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
Baca juga: Cara Tepat Mencuci Pakaian Bekas Agar Tak Tertular Penyakit Infeksi (lll/up)












































(Foto: Rachmat Haryanto/detikcom)
Pasar pakaian bekas di Senen (Foto: Alfathir Yulianda/detikcom)
(Foto: Alfathir Yulianda/detikcom)