Jakarta -
Gula adalah senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi dan dapat dengan mudah ditemukan di banyak jenis makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari.
Dalam jumlah yang cukup gula merupakan sebuah kebutuhan, namun bila dikonsumsi terlalu banyak gula malah bisa berubah menjadi biang penyakit.
Seperti dikutip detikHealth dari berbagai sumber pada Senin (4/1/2016), berikut dampak-dampak buruk konsumsi gula berlebih bagi tubuh:
1. Obesitas
Foto: Thinkstock
|
Obesitas adalah masalah utama yang paling sering dihadapi oleh seseorang dengan konsumsi gula berlebih. Karena pada dasarnya gula adalah energi, maka ketika energi tersebut masuk melebihi kebutuhan sisanya akan diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak.
Gula mengandung kalori yang tinggi namun tak ada kandungan serat atau protein di dalamnya sehingga orang jarang merasa kenyang. Oleh karena itu ahli nutrisi Kristen F. Gradney dari Our Lady of the Lake Regional Medical Center mendeskripsikan mengonsumsi diet tinggi gula adalah siklus yang berbahaya.
"Anda mengonsumsi gula, tubuh Anda akan bertambah bobotnya tapi Anda tak akan merasa kenyang," kata Gradney.
2. Diabetes
Foto: thinkstock
|
Ketika gula dikonsumsi, maka tubuh secara otomatis akan memproduksi hormon insulin sebagai pengatur gula darah. Nah ketika seseorang sudah gemuk maka sel-sel dalam tubuhnya akan menjadi resistan terhadap efek insulin dan kesulitan menyerap gula yang ada dalam darah untuk menjadi energi.
Pankreas lalu akan bekerja lebih keras lagi untuk memproduksi insulin lebih banyak dalam upayanya mengontrol gula darah.
Tapi karena ada resistensi dari sel maka gula dalam darah akan tetap tinggi dan kondisi inilah yang disebut diabetes. Dalam jangka panjang seperti yang sudah diketahui diabetes dapat berujung pada banyak komplikasi bila tak ditangani.
3. Sering merasa lelah
Foto: Thinkstock
|
Efek jangka pendek yang paling sering dirasakan oleh seseorang ketika mengonsumsi gula terlalu banyak adalah lelah. Gradney menjelaskan ini bisa terjadi karena saat gula sedang tinggi-tingginya beredar dalam darah maka kita akan mengalami lonjakan energi yang besar.
Tubuh seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, akan otomatis menyikap hal tersebut dan mengeluarkan hormon insulin untuk mengatur gula darah. Energi yang tadinya tersedia banyak pun otomatis turun drastis dan ini yang menimbulkan rasa lelah.
4. Merusak gigi
Foto: thinkstock
|
Gula sering disebut dapat merusak gigi dan bagaimana hal itu bisa terjadi sudah bukan sesuatu yang rahasia lagi. Gula yang tak dibersihkan dengan baik akan dicerna oleh bakteri yang ada dalam mulut dan menghasilkan asam.
Asam lalu merusak lapisan enamel dan perlahan-lahan gigi menjadi rusak.
5. Kulit cepat keriput
Foto: dok. thikstock
|
Selain rutin menggunakan SPF dan produk-produk yang disebut bisa melawan penuaan, mengontrol konsumsi gula juga berkontribusi terhadap kesehatan kulit.
Dermatolog Debra Jaliman, MD, menjelaskan bahwa melalui proses bernama glikasi, glukosa atau gula suka menempel pada protein di dalam tubuh. Kolagen dan elastin yang bertanggung jawab terhadap kesehatan kulit termasuk ke dalam protein tersebut.
Ketika ditempel oleh glukosa, kolagen dan elastin akan mengalami kesulitan melakukan tugasnya memperbaiki sel-sel kulit.
Obesitas adalah masalah utama yang paling sering dihadapi oleh seseorang dengan konsumsi gula berlebih. Karena pada dasarnya gula adalah energi, maka ketika energi tersebut masuk melebihi kebutuhan sisanya akan diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak.
Gula mengandung kalori yang tinggi namun tak ada kandungan serat atau protein di dalamnya sehingga orang jarang merasa kenyang. Oleh karena itu ahli nutrisi Kristen F. Gradney dari Our Lady of the Lake Regional Medical Center mendeskripsikan mengonsumsi diet tinggi gula adalah siklus yang berbahaya.
"Anda mengonsumsi gula, tubuh Anda akan bertambah bobotnya tapi Anda tak akan merasa kenyang," kata Gradney.
Ketika gula dikonsumsi, maka tubuh secara otomatis akan memproduksi hormon insulin sebagai pengatur gula darah. Nah ketika seseorang sudah gemuk maka sel-sel dalam tubuhnya akan menjadi resistan terhadap efek insulin dan kesulitan menyerap gula yang ada dalam darah untuk menjadi energi.
Pankreas lalu akan bekerja lebih keras lagi untuk memproduksi insulin lebih banyak dalam upayanya mengontrol gula darah.
Tapi karena ada resistensi dari sel maka gula dalam darah akan tetap tinggi dan kondisi inilah yang disebut diabetes. Dalam jangka panjang seperti yang sudah diketahui diabetes dapat berujung pada banyak komplikasi bila tak ditangani.
Efek jangka pendek yang paling sering dirasakan oleh seseorang ketika mengonsumsi gula terlalu banyak adalah lelah. Gradney menjelaskan ini bisa terjadi karena saat gula sedang tinggi-tingginya beredar dalam darah maka kita akan mengalami lonjakan energi yang besar.
Tubuh seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, akan otomatis menyikap hal tersebut dan mengeluarkan hormon insulin untuk mengatur gula darah. Energi yang tadinya tersedia banyak pun otomatis turun drastis dan ini yang menimbulkan rasa lelah.
Gula sering disebut dapat merusak gigi dan bagaimana hal itu bisa terjadi sudah bukan sesuatu yang rahasia lagi. Gula yang tak dibersihkan dengan baik akan dicerna oleh bakteri yang ada dalam mulut dan menghasilkan asam.
Asam lalu merusak lapisan enamel dan perlahan-lahan gigi menjadi rusak.
Selain rutin menggunakan SPF dan produk-produk yang disebut bisa melawan penuaan, mengontrol konsumsi gula juga berkontribusi terhadap kesehatan kulit.
Dermatolog Debra Jaliman, MD, menjelaskan bahwa melalui proses bernama glikasi, glukosa atau gula suka menempel pada protein di dalam tubuh. Kolagen dan elastin yang bertanggung jawab terhadap kesehatan kulit termasuk ke dalam protein tersebut.
Ketika ditempel oleh glukosa, kolagen dan elastin akan mengalami kesulitan melakukan tugasnya memperbaiki sel-sel kulit.
(fds/up)