Di Inggris, Dokter Bisa Resepkan Rokok Elektrik untuk Bantu Stop Ngebul

Di Inggris, Dokter Bisa Resepkan Rokok Elektrik untuk Bantu Stop Ngebul

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 08 Jan 2016 13:08 WIB
Di Inggris, Dokter Bisa Resepkan Rokok Elektrik untuk Bantu Stop Ngebul
Foto: Getty Images
London - Mayoritas penikmat rokok elektrik berpromosi bahwa rokok jenis baru ini membantu mereka berhenti merokok. Hal ini pulalah yang mendasari National Health Service (NHS) selaku regulator kesehatan di Inggris untuk menjadikan rokok elektrik sebagai alat bantu berhenti merokok.

Jadi masyarakat Inggris yang ingin berhenti merokok akan difasilitasi oleh NHS dengan meresepkan rokok elektrik. Namun untuk keperluan ini, NHS menunjuk satu merek saja yang akan digunakan, yaitu e-Voke bikinan British American Tobacco.

Kebijakan ini akhirnya digolkan oleh NHS setelah setahun sebelumnya, mereka menemukan 2 dari 3 pasien yang datang ke klinik berhenti merokok milik NHS berhasil menghentikan kebiasaannya itu setelah mengkombinasikan terapi dari klinik dengan konsumsi rokok elektrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Kevin Fenton dari National Director of Health and Wellbeing, Public Health England menambahkan, rokok elektrik kini telah menjadi sarana berhenti merokok yang paling populer di Inggris. Ia pun berpendapat, harus ada lebih banyak orang lagi yang merasakan manfatnya.

Baca juga: Rokok Elektrik: Sarana Berhenti Merokok atau Justru Latihan Merokok?

Namun kebijakan NHS ini juga menuai kritik dari banyak pihak. Salah satunya British Medical Association. Para pakar di lembaga tersebut sepakat rokok elektrik terbilang baru, sehingga manfaat dan bahayanya belum benar-benar diketahui.

The Royal College of GPs selaku lembaga yang menaungi para dokter di Inggris juga berpendapat, para dokter mungkin enggan untuk meresepkan rokok elektrik tanpa didasari bukti empiris tentang keamanan dan efektivitas rokok elektrik sebagai alat bantu berhenti merokok.

"Para dokter akan sangat gamang. Dan NHS malah seperti mendukung gaya hidup seseorang, bahkan membiayainya," tutur Dr Tim Ballard dari Royal College of GPs seperti dikutip dari BBC, Jumat (8/1/2016).

Baca juga: 4 Efek Unik Rokok Elektrik yang Ditemukan Peneliti

Dalam sebuah studi dari American University of Beirut dikatakan bahwa kebanyakan rokok elektrik menggunakan nikotin jenis 'free-base'. Padahal nikotin jenis ini diyakini sebagai salah satu nikotin yang diserap oleh tubuh sehingga dikatakan paling adiktif.

Di sisi lain, komposisi nikotin yang digunakan penikmat rokok elektrik sangat bervariasi, dan kadang tidak sesuai dengan label komposisi kandungan. "Produk dengan nikotin yang sangat rendah mungkin tidak akan menggantikan rokok tembakau. Di sisi lain, produk dengan nikotin yang sangat tinggi, justru akan membuat pengguna ketagihan," ujar sang peneliti, Najat Saliba. (lll/vit)

Berita Terkait