Dalam penelitiannya, para ilmuwan di Nottingham University mengungkap bahwa hormon-hormon yang dilepaskan saat stres bisa mengaktifkan 'brown fat' atau lemak cokelat. Saat diaktifkan, jenis lemak ini akan membakar glukosa atau gula untuk menghasilkan panas tubuh.
Penelitian yan dipublikasikan dalam jurnal Experimental Physiology ini mengatakan bahwa stres ringan yang sengaja diciptakan bisa membantu menurunkan berat badan. Dipadukan dengan program diet, cara ini akan meningkatkan peluang keberhasilan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membuktikannya, para ilmuwan meminta 5 perempuan dewasa untuk mengerjakan soal matematika. Sambil mengerjakan tugas, para perempuan tersebut menjalani pemeriksaan kadar kortisol dan pengukuran suhu brown fat di lehernya.
Hasilnya, kadar kortisol mengalami peningkatan dalam keadaan stres. Demikian juga, temperatur brown fat juga meningkat, menunjukkan adanya pembakaran kalori yang lebih banyak.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa variasi pada aktivita brown fat antar individu bisa dijelaskan dengan perbedaan respons terhadap stres psikologis," kata Prof Michael Symonds yang melakukan penelitian tersebut, dikutip dari Dailymail, Selasa (9/2/2016).
Baca juga: Rumitnya Para Ahli Menelusuri Penyebab Gemuk yang Sesungguhnya (up/up)











































