dr Lilis Diah Hendrawaty, SpA, dari RSUP Persahatan menjelaskan bahwa mikrosefali atau kecacatan akibat otak yang terlalu kecil memang bisa terjadi karena infeksi, namun umumnya infeksi itu disebabkan oleh mikrobiologi lainnya seperti Toksoplasma, Rubella, Cytonegalovirus dan Herpes.
"Pada prinsipnya virus-virus tersebut bisa merusak menyebabkan otak mengalami malformasi sehingga akhirnya volume otak berkurang dan lingkar kepala juga berkurang. Dampak itu sangat besar karena segala sesuatu kan di otak pusatnya," kata dr Lilis ketika ditemui di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (18/2/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh dr Lilis menjelaskan mikrosefali juga bisa terjadi karena alasan malnutrisi atau karena faktor genetik. Ibu hamil yang asupan nutrisinya kurang tentu akan berdampak pada perkembangan janin sehingga pada beberapa kasus bisa mengarah ke mikrosefali.
"Di luar kandungan pun mikrosefali tetap masih bisa terjadi. Tapi memang lebih banyak kejadian di pranatal," kata dr Lilis.
Karena ada berbagai macam penyebab dan tingkat keparahan, maka pengobatan untuk mikrosefali juga beragam tergantung dari kondisi sang anak. dr Lilis mengatakan biasanya pengobatan memang akan memakan waktu lama sampai seorang anak bisa sembuh dari kondisinya.
"Mikrosefali itu long life treatment, biasanya memang mereka akan memiliki daya yang berat dalam intelektualitas dan motorik. Tidak ada terapi yang definitif bisa melakukan dari anak mikrosefali berat misalnya kemudian jadi anak normal," tutup dr Lilis.
Baca Juga: Dugaan Larvasida Picu Mikrosefali Dinilai Lemah, Zika Masih 'Tersangka' (fds/vit)











































