Ilmuwan Australia Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Kutu Kemaluan

Ilmuwan Australia Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Kutu Kemaluan

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 13 Mar 2016 15:16 WIB
Ilmuwan Australia Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Kutu Kemaluan
Foto: thinkstock
Jakarta - Kutu di rambut kemaluan tidak selangka yang dibayangkan. Seorang ilmuwan di Australia menyebut 1-2 persen populasi terinfeksi oleh organisme penyebab gatal-gatal dan ruam kulit tersebut.

"Ini berarti sekitar 75.000 orang yang menggunakan Tinder (sejenis aplikasi kencan) mempunyai kutu rambut kemaluan," kata Cameron Webb, ilmuwan yang juga dosen klinis di University of Sydney, seperti dikutip dari The Conversation, Minggu (13/3/2016).

Kutu rambut kemaluan atau Phthirus pubis pernah dianggap sebagai salah satu infeksi seksual paling menular. Namun belakangan ini, kutu yang juga disebut 'crabs' tersebut jarang disebut dalam jurnal ilmiah kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dr Webb, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya dampak serius yang diakibatkannya. Kemungkinan lain, internet membuat orang banyak mendiagnosis sendiri gatal-gatal yang dialaminya dibandingkan datang ke dokter untuk periksa. Akibatnya, kasusnya jarang terlaporkan.

Baca juga: Rambut Kemaluan Juga Ada Kutunya 

Dr Webb menyebut kutu rambut kemaluan telah hidup berdampingan bersama manusia selama 10.000 tahun. Tidak mudah untuk menyingkirkan parasit tersebut, bahkan perkembangan sanitasi di era Kekaisaran Romwawi tidak membuat kutu tersebut punah dari peradaban.

Bagaimana dengan kebiasaan waxing maupun mencukur rambut kemaluan, akankah mengurangi populasi kutu kemaluan?

"Tren menghilangkan rambut kemaluan sering dikaitkan dengan hilangnya habitat kutu rambut kemaluan, namun tidak ada data yang mendukung hipotesis bahwa kutu tersebut akan mengalami kepunahan," kata Dr Webb.

Baca juga: Rambut Kemaluan Jarang Gondrong, Kutu Mulai Jadi Spesies Langka (up/up)

Berita Terkait