Adalah Prof Barry Marshall, seorang ahli mikrobiologi dari University of Western Australia, yang menggagas ide tersebut. Peraih penghargaan Nobel kedokteran tahun 2005 ini terinspirasi untuk memodifikasi kuman H.pylori sebagai pembawa vaksin.
Idenya datang dari sulitnya mengembangkan vaksin AIDS (Acquired Imuno Deficiency Syndrome). Kesulitannya adalah vaksin tersebut tidak pernah bisa mencapai level antibodi yang diharapkan untuk bisa menangkal atau memberantas HIV (Human Imunodeficiency Virus).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada titik ini, saya memutuskan bahwa ini adalah hal penting untuk dikerjakan sebab kita bisa memasukkan vaksin apapun ke dalam Helicobacter," kata Prof Marshall saat memberikan kuliah umum di Lembaga Biologi Molekular Eijkman, baru-baru ini.
Baca juga: Mengenal Helicobacter pylori, Bakteri Penyebab Tukak dan Kanker Lambung
Tentu saja tidak semua strain H.pylori bisa dimanfaatkan sebagai pembawa vaksin. Pada tahun 1980-an, Prof Marshall bersama rekannya Prof Robin Warren mengidentifikasi kuman ini sebagai penyebab tukak lambung. Belakangan, organisasi kesehatan dunia (WHO) bahkan menggolongkan kuman ini sebagai pemicu kanker lambung.
Namun dijelaskan oleh Prof Marshall, peningkatan risiko kanker dan tukak lambung terjadi pada infeksi strain atau jenis H.pylori tertentu yang menghasilkan racun CagA (Cytotoxin-Associated Gene A). Untuk dikembangkan sebagai pembawa vaksin, Prof Marshall memilih strain H.pylori yang racunnya lemah atau bahkan tidak beracun.
Lalu kapan H.pylori pembawa vaksin akan tersedia? Prof Marshall memperkirakan, 'working vaccine' atau calon vaksin yang berfungsi dengan baik akan tersedia dalam 2 tahun ke depan. Pada titik tersebut, calon vaksin akan memasuki tahap 'scaling up'.
"Jadi Anda belum bisa mendapatkan vaksin flu dalam 2 tahun, masih butuh beberapa tahun lagi sesudahnya," tandas Prof Marshall.
(up/vit)











































