"Bisa sekali terjadi pada anak meskipun ia dari keluarga berada. Ketika kebutuhan makronutrien berupa karbohidrat, lemak, dan protein serta mikronutrien berupa mineral dan vitamin tidak seimbang, anak bisa mengalami malnutrisi," tegas dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Malnutrisi, lanjut dr Meta bisa berupa gizi kurang atau gizi buruk. Ketika mendapat asupan gizi tidak seimbang, anak bisa mengalami gizi kurang yang kiha terus menerus dibiarkan dan tidak mendapat penanganan bisa menjadi gizi buruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari pertumbuhan linier yang berkurang atau terhenti, kenaikan berat badan berkurang, terhenti, dan adakalanya menurun, ukuran lingkar lengan atas menurun, kematangan tulang terlambat, atau tebal lipatan kulit normal atau mengurang. Nah, itu semua bisa dilihat dari kurva pertumbuhan," papar ibu satu anak ini.
Baca juga: Ketika Anak Susah Makan, Jangan Lantas Perbanyak Asupan Susunya
Nah, ciri-ciri anak mengalami malnutrisi dikatakan dr Meta sama pada semua anak. Namun, bisa juga dibedakan dengan marasmus, kwashiorkor, atau marasmus-kwashiorkor yakni sebagai berikut:
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk. Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas yaitu terdapat edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk. Apabila bengkak itu ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang.
Tidak hanya itu, masih banyak ciri khususnya seperti anak memiliki wajah yang bulat dan sembab (moon face), timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak memiliki nafsu makan, rambut menipis dan berwarna merah seperti rambut jagung serta mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit.
2. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering dialami balita. Ciri-ciri umum anak yang mengalami marasmus yaitu memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan kulit tubuh yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja. Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan mengalami diare kronik atau susah buang air kecil.
3. Marasmik-kwashiorkor
Marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan antara marasmus dan Kwashiorkor. Anak yang mengalami kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok.
(rdn/up)











































