dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA dari RS Bunda Jakarta menuturkan, salah satu kunci pemberian MPASI pada anak yakni makanan yang diberi pada anak mesti bertahap dan sedikit-sedikit. Kemudian, dalam jeda waktu tiga hari, menu MPASI diganti.
"Boleh memberi jeda lebih cepat terhadap makanan yang berpotensi menimbulkan alergi. Tapi kalau nyoba serealia, protein, tetap bertahap karena kalau kebanyakan seringkali anak nggak bisa BAB. Saya sendiri sering menganjurkan mulai dari beras dulu, beberapa hari aja. Karena sebetulnya anak usia 6 bulan itu sudah bisa makan apa aja," tutur wanita yang akrab disapa dr Tiwi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: MPASI Pertama untuk si Kecil, Buah atau Bubur Susu?
Misalnya dua hari diberi buah kemudian di hari ketiga atau keempat anak diberi umbi misalnya labu yang rasanya relatif lebih enak ketimbang serealia. Kunci lain memberi MPASI, menurut dr Tiwi yaitu orang tua jangan ragu memulai memberi anak macam-macam MPASI dan bervariasi.
"Ingat bahwa semua makanan bagus. Mulai kasih daging dari anak umur 6 bulan boleh, kita tim saring buburnya terus dipakaikan ayam yang sudah dihaluskan, plus kaldunya juga boleh," tambah pemilik akun instagram @drtiwi ini.
Memang, masing-masing bayi memiliki preferensi tersendiri terhadap rasa. Namun, memberi makanan dengan variasi rasa sejak dini perlu dilakukan orang tua supaya anak bisa menerima rasa makanan apa saja. Apalagi, selera makan saat kecil akan terbawa sampai anak sudah dewasa sehingga perlu sekali mengenalkan variasi rasa pada anak sejak dini.
"Sebagai contoh bayi yang nggak dikenalkan ikan laut sering kali orang tua takut karena takut alergi jadi nggak suka rasanya. Padahal belum tentu alergi dan boleh aja dicoba dikasih. Jadi mencoba rasa macam-macam sejak dini sangat perlu supaya anak nggak jadi picky eater," pungkas dr Tiwi.
Baca juga: Kalau Begini Kondisinya, MPASI Tak Mesti Diberikan Saat Bayi Usia 6 Bulan
(rdn/up)











































