Sebagai orang keturunan Sumatera Barat, Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek tak asing dengan makanan yang mengandung banyak lemak dan santan. Padahal jika tak dikontrol, makanan tinggi lemak bisa membuat kelebihan berat badan dan meningkatkan risiko diabetes.
"Keluarga saya juga banyak yang diabetes. Kakak saya dua orang kena diabetes dan adik saya satu, diabetes juga," tutur Menkes Nila ditemui usai peringatan Hari Kesehatan Sedunia, di Kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Waspada! Stroke Paling Tinggi di Sumatera Barat
"Jadi saya sudah kurangin ya makan masakan Minang. Sudah nggak terlalu banyak. Memang kita tahu masakan Minang itu enak banget kan, tapi harus bisa menahan diri," paparnya lagi.
Langkah kedua adalah mengatur pola makan. Sarapan, makan siang dan makan malam harus dipastikan dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
Untuk camilan atau snack jajanan di luar, ia pun mengaku sudah mengurangi. Snack dan camilan yang ia makan ketika lapar di sore hari adalah buah.
"Jadi camilannya itu diganti dengan buah. Jangan cemilan mi atau makan karbo lagi," tambahnya.
Terakhir adalah melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah 30 menit per hari, 5 hari per minggu. Tak perlu ribet, Menkes Nila mengatakan aktivitas fisik yang dilakukannya hanya berjalan kaki.
"Jalan kaki saja saya, jalan cepat ya itu bagus juga buat kesehatan," tuturnya.
Baca juga: Masakan Minang yang Bersantan Itu Tidak Sehat? Profesor Gizi Ini Menyangkalnya
(mrs/vit)











































