Prof George Loewenstein dari Carnegie Mellon University menyebut tidak ada patokan ilmiah terkait frekuensi bercinta yang paling normal. Pasutri boleh saja bercinta seminggu sekali, seminggu tiga kali, atau bahkan setiap hari jika memang hal tersebut membuat mereka bahagia.
"Disuruh untuk melakukan sesuatu akan mengurangi kesenangan melakukan hal tersebut. Sama halnya dengan bercinta. Anda bercinta seminggu sekali karena mengikuti sebuah survei tidak lantas membuat Anda menjadi lebih bahagia," tutur Loewenstein, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Loewenstein mengatakan setiap pasangan memiliki kebutuhan seksual dan kondisi fisik serta psikologis yang berbeda. Hal terbaik adalah membicarakannya bersama pasangan dan mengatur sendiri frekuensi bercinta dalam seminggu.
Hal senada dikatakan oleh Vanessa Marin, terapis seks asal Berlin, Jerman. Frekuensi bercinta dalam seminggu memang sebaiknya ditentukan sendiri oleh pasangan, berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan sebelumnya.
"Misalnya minggu ini coba bercinta setiap hari, lalu minggu depan 3 kali, dan minggu depannya lagi satu kali. Tentukan mana yang paling nyaman untuk Anda berdua sehingga bercinta bukan menjadi beban," ungkapnya.
Namun, tetap pastikan Anda melakukan hubungan seks minimal satu minggu sekali. Prof Loewenstein mengatakan bebas mengatur frekuensi bercinta bukan berarti Anda bisa tidak bercinta sama sekali selama berminggu-minggu.
Ia mengatakan bercinta memiliki peran besar dalam ketahanan rumah tangga pasutri. Oleh karena itu, bercinta minimal satu minggu sekali merupakan kewajiban.
"Bercinta satu minggu sekali, dalam keadaan terpaksa, lebih baik daripada tidak bercinta sama sekali," tuturnya.
Baca juga: Ketika Masturbasi 'Tak Biasa' Mengganggu Kehidupan Seksual (mrs/vit)











































