Identitas korban memang dirahasiakan, namun otoritas rupanya juga menyembunyikan satu informasi penting dari laporan tersebut.
Belakangan ketahuan bahwa pasien laki-laki asal Dallas tersebut tertular virus Zika setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan sesama jenisnya, yang kebetulan baru berkunjung dari Venezuela.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berarti kasus penularan virus Zika bisa jadi lebih banyak dari yang dilaporkan selama ini," simpul peneliti seperti dilaporkan Huffington Post.
Hanya saja, karena gejalanya relatif ringan, banyak orang yang tidak menyadari dirinya terserang virus Zika. Oleh karena itu, siapapun yang baru saja bepergian atau berkunjung ke daerah dengan tingkat penularan virus Zika yang tinggi diharapkan melindungi diri dan terutama pasangannya dari risiko tersebut dengan tidak melakukan hubungan seksual minimal 8 pekan setelah kembali ke tanah air.
Baca juga: Hindari Seks Anal Jika Tak Ingin Kena Inkontinensia
"Yang pasti, Anda memang harus menghindari berbagai kontak intim dengan seseorang yang terinfeksi Zika. Tak peduli apapun jenis kelaminnya," pesan Michael Osterholm, direktur Center for Infectious Diseases Research and Policy, University of Minnesota, menanggapi laporan ini.
CDC juga mengingatkan bahaya terbesar dari virus Zika masih dihadapi oleh ibu hamil. Beberapa waktu lalu, CDC dan sejumlah tim pakar memastikan bahwa virus ini memang berkaitan langsung dengan cacat lahir mikrosefali.
Di samping itu, virus Zika juga ditengarai berada di balik peningkatan kasus penyakit saraf langka seperti encephalomyelitis dan sindrom Guillain-Barre.
Sejauh ini virus Zika diketahui dapat menyebar lewat sperma dan darah. Kendati Zika dilaporkan juga bisa hidup di cairan tubuh lainnya yaitu saliva atau air liur, namun hingga kini belum ditemukan suatu kasus di mana terjadi penularan virus Zika lewat pertukaran air liur.
Baca juga: Kencing Nanah Kebal Obat Dikhawatirkan Menyebar Lebih Cepat pada Homoseksual
(lll/vit)











































