Mengonsumsi makanan laut meski kandungan nutrisinya baik dan kaya akan omega-3, namun pada kenyataannya belum tentu selalu baik untuk tubuh. Dikatakan oleh ahli gizi Jemris Mikael Apadena dari tim Nusantara Sehat bahwa sebagai contoh di masyarakat Pulau Penawar Rindu, Kecamatan Belakang Padang, Batam, masyarakatnya yang gemar mengonsumsi gonggong rentan kolesterol tinggi.
Selain karena memang gonggong termasuk bahan makanan berkolesterol, cara mengolah yang tak sehat juga turut berkontribusi. Gonggong biasanya digoreng dengan menggunakan minyak yang sama alias tidak menggunakan minyak goreng baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka masak gonggong digoreng saja. Enggak habis nih besoknya digoreng lagi terus besok digoreng lagi, begitu terus sampai kolesterolnya numpuk jadi stroke," lanjutnya.
Baca juga: Begini Caranya Agar Konsumsi Santan Tak Picu Kenaikan Kolesterol
Penyakit degeneratif stroke ini terutama sangat berisiko untuk mereka yang lanjut usia. Tim Nusantara Sehat dikirim di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan dengan misi salah satunya untuk mengubah gaya hidup masyarakat didaerah terpencil agar bisa lebih sehat.
Prevalensi penyakit tak menular seperti stroke dan serangan jantung di masyarakat adalah salah satu hal yang ingin dicegah oleh tim. Tentu hal ini tak mudah karena artinya tim sebagai orang 'luar' harus mengubah tatanan hidup yang sudah terbiasa dilakukan warga.
"Kami kasih tahu harus rajin olahraga, gimana makan sayur dan buah. Kami ke pelosok-pelosok dan kendalanya itu transportasi karena di sini ada 6 kelurahan, banyak pulau-pulau," pungkas Jemris.
Baca juga: Kolesterol Tinggi, Makanan Apa Saja yang Bisa Dikonsumsi? (fds/vit)











































