Padahal menurut nutrisionis Leona Victoria Djajadi, penurunan berat badan yang berlebihan dan terlalu drastis justru berisiko menimbulkan 'diet yoyo'. Ini berarti besar kemungkinan orang tersebut akan kembali mengalami kenaikan berat badan akibat diet yang asal.
"Risikonya diet yoyo. Karena tubuh pikir sedang dilanda bahaya kelaparan, jadi saat makan normal lagi lebih banyak lemak yang disimpan sebagai cadangan kalau-kalau ada 'kelaparan' lagi," jelas Victoria dalam acara live chat detikHealth dan detikForum bertema 'Diet Tepat Pasca Melahirkan' yang digelar di kantor redaksi detikcom baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, penurunan berat badan ideal sebenarnya kira-kira setara dengan kenaikan berat badan saat kehamilan. Namun bukan berarti harus dicapai dalam waktu yang singkat. Tetap dibutuhkan proses yang seimbang. Jangan sampai keinginan untuk menurunkan berat badan membuat ibu memangkas asupan nutrisi, yang sebenarnya sangat dibutuhkan dalam proses produksi ASI.
"Cepat langsing bukanlah suatu goal yang seharusnya dipikirkan para ibu menyusui. Kan kita juga naik berat badannya dalam 9 bulan, ya optimalnya turun lagi dalam waktu 9-12 bulan juga. Jadi makan yang bervariasi, sehat, rajin menyusui Insya Allah akan turun sendiri secara natural dan sehat," pesan Victoria.
Salah satu jenis asupan yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu pasca melahirkan adalah sayur-sayuran. Menurut nutrisionis Leona Victoria Djajadi, sayur memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh. Selain mengandung banyak serat, sayur juga merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral bagi tubuh.
Baca juga: Mau Kurus Harus Setop Minum Air Es? Ini Kata Ahli Gizi
(ajg/vit)











































