"Salah persepsi itu. Orang-orang tua kita dulu berpikir bayi yang gendut dan suka makan adalah sehat padahal konteksnya jelas salah," kata Ir Doddy Izwardy, Direktur Gizi Masyarakat, Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes dalam sosialisasi pedoman gizi seimbang untuk pendidik dan institusi pendidikan di Sahati Hotel, Ragunan, Jakarta, Rabu (4/5/2016).
Baca juga: Anak Gemuk Tampak Lucu? Menkes: Awas Itu Bahaya Diabetes Anak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah tahu jika gizi seimbang itu 60 persen adalah buah dan sayuran. Anak-anak yang mengalami obesitas itu kurang mengonsumsinya sehingga gizinya kurang," lanjut Doddy.
Baca juga: Studi Ini Sebut Orang Tua Salah Kaprah Soal Berat Badan Anak
Selain itu, Menteri Kesehatan RI, Profesor Dr dr Nila Moeloek, SpM(K), beberapa waktu lalu juga menyayangkan masyarakat menganggap anak gemuk itu lucu dan menggemaskan. Padahal kegemukan pada anak memiliki risiko diabetes.
Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 bisa dialami oleh anak-anak. Apalagi jumlah pasien diabetes tiap tahunnya meningkat.
"Sekarang diabetes tipe 1 pada anak-anak tinggi. Jangan menyangka diabetes itu hanya pada orang tua," kata Menkes Nila.
Anak gemuk atau bahkan sampai obesitas bisa karena dua hal. Pertama adalah saat ibu mengandung tak mengontrol konsumsi makanan sehingga gula darahnya naik drastis dan memengaruhi perkembangan janin. Kedua, saat sudah lahir anak dipaksa untuk banyak makan melebihi porsi wajar sehingga berat badannya juga bertambah.
Yang paling disarankan, anak memiliki berat badan yang normal. Untuk itu pastikan anak mendapat asupan yang memiliki nilai gizi seimbang. Selain itu pastikan pula anak melakukan olah fisik agar tidak terbiasa dengan gaya hidup sedentari yang pada akhirnya juga bisa mengundang datangnya aneka penyakit. (vit/vit)











































