Para peneliti dari Edith Cowan University, Perth menemukan fakta serupa setelah mengamati 39 wanita sehat yang sebagian diminta menjalankan diet paleo, yaitu diet yang mengedepankan konsumsi buah, sayur, daging tanpa lemak, kacang-kacangan dan telur selama empat pekan.
Sebagian lagi diminta menjalankan pola diet sehat secara umum, menambah jatah makan buah dan sayur serta gandum, mengurangi asupan lemak dan mengonsumsi susu rendah lemak. Sedangkan pelaku diet paleo dilarang mengonsumsi gandum atau biji-bijian dan produk berbasis susu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Genoni dan timnya maklum jika pelaku diet paleo mengalami penurunan bobot sebab asupan kalori mereka lebih sedikit. Di samping itu, diet paleo juga tidak terbukti berdampak buruk pada kesehatan kardiovaskular atau jantung dan sistem penopangnya.
Baca juga: Diet Iseng-iseng, Bukannya Sehat Malah Bisa Membahayakan
Kendati demikian, Genoni mempertanyakan dampak jangka panjang dari diet paleo karena sebagian nutrisi yang dibutuhkan tidak terpenuhi. "Yang paling menonjol, diet paleo mengurangi asupan kalsium karena tidak boleh ada produk susu. Ini tentu berdampak negatif, utamanya pada lansia," jelasnya seperti dilaporkan ABC Australia.
Studi yang sama juga mengungkap, pelaku diet paleo mengalami penurunan kadar vitamin dalam tubuhnya secara signifikan, di antaranya thiamin, riboflavin dan kalsium.
Di sisi lain, mereka lebih banyak mengonsumsi protein. Hanya saja Genoni mengatakan belum ada studi yang pernah mengungkap dampak asupan protein tinggi dan penurunan kadar vitamin pada tubuh dalam jangka panjang sehingga ia belum berani menyimpulkan.
"Kita butuh studi dengan skala yang lebih besar untuk mengetahui dampak diet paleo dalam jangka waktu yang lebih panjang," tutupnya.
Baca juga: Prioritaskan Asupan Alami, Ini Efek Positif Raw Diet Terhadap Enzim Tubuh
Studi sebelumnya yang dilakukan Melbourne University juga menemukan, diet tinggi lemak dan protein seperti diet paleo ini tidak menurunkan berat badan, melainkan mengakibatkan kenaikan berat badan dan gula darah yang tak terkendali. Ada pula pakar yang mengatakan asupan gizi yang tak seimbang atau tidak variatif justru memicu penyakit kronis. (lll/up)











































