dr Feni Fitriani Taufik SpP(K) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengatakan saat orang mulai merokok, nikotin akan masuk ke otak dalam waktu beberapa detik. Bahkan lebih cepat dibanding obat yang dimasukkan melalui pembuluh darah.
"Saat masuk ke tubuh, nikotin ditangkap reseptor alfa4beta2 kemudian reseptor akan melepaskan salah satu zat yakni dopamin yang bikin merasa nyaman, tenang, dan berkonsentrasi," kata dr Feni dalam Temu Media Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Hotel JW Marriott, Kuningan, Jakarta, Jumat (27/5/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Beri Perspektif Baru Iklan Bahaya Rokok, Kemenkes Usung 'Suara Hati Anak'
Saat merokok dilakukan secara reguler, reseptor penangkap nikotin juga makin banyak. Hingga akhirnya seseorang akan terus mencari rokok dan kecanduan.
dr Feni mengatakan selain memancing rasa nyaman, dopamin juga bisa menekan nafsu makan. Untuk itulah kerap kali ditemui orang merasa lebih gemuk ketika dia berhenti merokok. Selain dopamin, ada bahan lain yang bisa menimbulkan reaksi nyaman seperti gaba dan glutamat.
Semakin besar paparan nikotin, maka semakin adiksi seseorang. Tingkat adiksi bisa dilihat di antaranya jumlah konsumsi rokok 3 bungkus sehari, bangun tidur langsung mencari rokok, dalam keadaan sakit masih merokok, bahkan ada yang kesal ketika tidak bisa merokok di tempat yang memang dilarang.
Baca juga: Studi: 2 dari 5 Ibu Kembali Merokok Sesaat Setelah Melahirkan (rdn/up)











































