Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Profesor Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM menjelaskan 90 persen penyebab kanker berasal dari lingkungan. Namun sebenarnya faktor lingkungan seperti makanan, minuman dan aktivitas fisik adalah hal-hal yang bisa dikendalikan.
"Kanker itu 90 persen disebabkan oleh lingkungan. Apa Anda mengetahui tahu Anda tanpa formalin? Gimana sambel yang biasa Anda beli buat siomay? Kerupuk merah yang biasa buat di soto ada yang benar ada yang pake pewarna tekstil. Hal-hal seperti itu meningkatkan kanker dan belum lagi kita bicara rokok," kata dr Aru saat temu media RetroRun di Artotel, Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta, Senin (5/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jika Berpikir Negatif, Efek Samping Terapi Kanker Payudara Bisa Memburuk
"Kanker di Indonesia itu meningkat tajam. Ini mengkhawatirkan karena kalau kita lihat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) saja di bangsal penyakit dalam kelas tiganya lebih dari 35 persen pasien kanker," imbuh dr Aru.
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi pengidap kanker di Indonesia sekitar 0,14 persen. Angka tersebut memang tampak kecil, namun perlu diketahui bahwa kanker adalah salah satu penyakit kronis yang bebannya besar untuk pasien dan juga negara.
Edukasi dan kampanye tentang kanker harus terus-menerus dilakukan ke masyarakat. Perlu ada informasi juga tentang perlunya deteksi dini kanker. Dengan deteksi dini, maka penanganan kanker akan lebih cepat dilakukan. Sehingga akan makin sedikit pasien yang baru mendapat penanganan medis saat sudah stadium lanjut. Itu artinya penanganan kanker yang segera juga bisa meningkatkan usia harapan hidup.
Sejauh ini pemerintah baru memfasilitasi deteksi dini untuk kanker serviks saja namun untuk kanker yang lain masyarakat harus dengan kesadarannya sendiri melakukan cek kesehatan.
"Kalau kita ingin melihat angka kanker turun, kalau kita ingin melihat angka kematian turun maka kita harus bisa menurunkan stadium kanker waktu mereka (pasien) datang. Sebagian besar yang datang ke kami itu sudah stadium 3-4 alasannya karena memang mereka tak sadar ada kanker, tidah tahu cara deteksi dini dan juga memang menghindari berobat karena tidak ada biaya hidup," tutur dr Aru.
Baca juga: Pesan Dokter untuk Pasien Kanker Payudara yang Telah Dinyatakan Sembuh (fds/vit)











































