Menurut dr Hari Nugroho SpOG, boleh saja ibu hamil menggendong anak asal tidak ada keluhan berarti pada kehamilannya. Secara logika, lanjut dr Hari, ketika menggendong anak atau bahkan bayi, maka beban kerja ibu hamil meningkat.
Nah, seberapa besar peningkatan yang masih bisa ditolerir oleh ibu hamil menurut dr Hari sifatnya individual dan sulit dikuantifikasi. Ia mengingatkan, hamil bukan berarti ibu harus istirahat total. Apabila kehamilannya tanpa masalah, justru buruk jika ibu hamil tidak beraktviitas sama sekali
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Terlalu Sering Bedrest Juga Berbahaya bagi Ibu Hamil
Posisi menggendong, disarankan dr Hari carilah mana yang paling nyaman. Dalam artian paling sedikit beban pada si ibu.
"Nyaman mana mengangkat beban 1 kg atau 10 kg? Selain cari yang paling nyaman, durasi juga perlu dinilai. Mengangkat beban 1 kg selama 2 detik dengan angkat beban 200 gram selama 2 jam mana yang lebih nyaman misalnya?" tutur pemilik akun twitter @drharinugroho ini.
dr Hari menekankan, tidak ada posisi tertentu bagi ibu hamil yang hendak menggendong anak yang diteliti secara ilmiah sampai saat ini. Sehingga, posisi menggendong pada ibu hamil sifatnya hanya common sense saja. Ayah satu anak ini mengingatkan, hindari tekanan langsung beban yang digendong ke perut ibu.
Sebab, tekanan langsung pada perut ibu otomatis meningkatkan tekanan dalam rahim. Nah, meningkatnya tekanan di dalam rahim dikatakan dr Hari mungkin bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan kontraksi-kontraksi sebelum waktunya.
Baca juga: Untuk Ibu Hamil Mana Lebih Baik, Minum Susu Hamil atau Susu UHT?
(rdn/vit)











































