Menurut laporan, sekitar seperempat anak di bawah lima tahun alami stunting pertumbuhannya karena malnutrisi. Sementara itu pada tahun 2030 diperkirakan sepertiga populasi dunia mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
Seperti diketahui obesitas berkaitan erat dengan penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes. Bila banyak pengidapnya maka hal ini disebut akan mengancam produktifitas dan pertumbuhan ekonomi dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Negara dengan Penduduk Obesitas Terbanyak, Indonesia Salah Satunya
Mantan presiden Ghana John Kufuor bersama Kepala Penasihat Sains Inggris Raya Sir John Beddington selaku pemimpin studi mengatakan sekitar dua miliar orang di dunia saat ini tidak mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang sesuai dalam dietnya.
Situasi diprediksi akan jauh bertambah buruk dalam rentang waktu 20 tahun ke depan dan panel mengatakan butuh usaha global untuk menghadapinya. Setidaknya setara seperti saat dunia ingin memberantas human immunodeficiency virus (HIV) atau malaria.
"Ini terjadi sebagian didorong oleh ketidaksetaraan," kata salah satu anggota panel Profesor Lawrence Haddad dari International Food Policy Research Institute, Guatemala, seperti dikutip dari BBC pada Selasa (27/9/2016).
"Orang yang berpenghasilan tinggi memiliki makanan yang lebih baik dan tingkat stunting yang rendah. Kelompok berpenghasilan rendah dietnya kebanyakan berdasarkan jagung tetapi mereka tidak mendapatkan cukup sayuran, buah, susu atau sumber protein lainnya seperti ayam," lanjut Lawrence.
Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Bantu Atasi Stunting pada Anak
(fds/vit)











































