Menurut tim peneliti dari National Institutes of Health, Amerika Serikat, bagi wanita yang rentan alami keguguran kehadiran gejala morning sickness ini dapat jadi tanda baik bahwa dirinya masih hamil.
Umumnya kehamilan berlangsung selama 40 minggu dan risiko untuk terjadinya keguguran paling tinggi ada di trimester pertama, sekitar hingga minggu 12 kehamilan. Risiko keguguran akan lebih besar lagi bila umur sang wanita tua atau memiliki kondisi seperti diabetes, lupus, atau gangguan tiroid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin studi Dr Stefanie Hinkle mengatakan analisa lebih jauh dari 800 responden wanita hamil yang pernah keguguran menunjukkan morning sickness juga bisa berkaitan dengan kemungkinan kehamilan yang sukses. Alasannya karena pada wanita yang mengalaminya ditemukan penurunan risiko untuk terjadi keguguran hingga 50-75 persen.
"Temuan kami harusnya bisa membuat para wanita yang mengalami gejala ini lebih lega karena risiko untuk keguguran ternyata bisa jadi sangat berkurang," kata Stefanie yang studinya telah dipublikasi di JAMA Internal Medicine dan dikutip dari Reuters, Selasa (27/9/2016).
Karena ini hanya studi observasi saja peneliti tidak bisa menjelaskan pasti bagaimana gejala morning sickness bisa berkaitan dengan risiko keguguran. Mungkin karena morning sickness adalah cara tubuh memberitahu agar seseorang lebih berhati-hati memilih makanan atau mungkin bisa juga karena terjadi perubahan hormon.
Baca juga: Morning Sickness di Penghujung Masa Kehamilan, Adakah Pengaruhnya bagi Bayi?
(fds/vit)











































