Prof Dr dr Purwantyastuti, MSc, SpFK, Ketua Komite Ahli Penyakit Kaki Gajah, mengatakan salah satu hambatan utama pengentasan kaki gajah adalah kurangnya awareness atau kewaspadaan masyarakat soal penyakit ini. Penyakit kaki gajah masih dianggap sebagai penyakit yang jarang menyerang, padahal siapa saja berisiko mengidap penyakit ini.
"Nyamuknya kan nggak milih-milih kalau menggigit. Bisa siapa aja yang kena jadi nggak ada yang benar-benar aman kecuali yang rutin minum obat," tutur Prof Tuti, dalam temu media Bulan Eliminasi Kaki Gajah di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, detikHealth merangkum 4 fakta yang wajib diketahui soal penyakit kaki gajah. Apa saja?
1. Tidak memiliki gejala khusus
Salah satu hambatan utama pengentasan penyakit kaki gajah adalah tidak adanya gejala khusus yang muncul ketika cacing sudah menginfeksi. Pada tahap lanjut, memang muncul bengkak tetapi itu menandakan cacing sudah menyumbat saluran getah bening.
2. Cacing aktif di malam hari
Prof Tuti mengatakan ada tiga species cacing yang bisa menyebabkan penyakit kaki gajah. Cacing-cacing ini hanya aktif di malam hari dan tidak terdeteksi meskipun dengan tes darah pada siang hari.
"Kalau ada rasa-rasa demam, tapi hanya di malam hari, coba saja tes darah di laboratorium sekitar jam 7-8 malam," tandasnya.
3. Risiko infeksi tinggi
Filariasis merupakan penyakit dengan risiko infeksi yang tinggi. 1 Kasus kronis bisa menimbulkan 10 kasus, yang akhirnya membuat 1.000 penduduk berisiko mengalami hal yang sama.
4. Obat setahun sekali
Dikatakan Prof Tuti, ada dua jenis obat yang dibagikan gratis oleh puskesmas dalam Bulan Eliminasi Kaki Gajah. Obat dengan nama DEC dan Albendozale ini memiliki fungsi berbeda, satu untuk membunuh cacing kecil, satu lagi untuk cacing dewasa.
Baca juga: Hambatan-hambatan Ini Jadi Batu Sandungan Eliminasi Kaki Gajah di Indonesia (mrs/vit)











































