dr Liva Wijaya SpOG dari RS Mitra Keluarga Kemayoran mengatakan, biasanya otot-otot vagina akan kolaps atau menempel satu sama lain, terlebih ketika tekanan di luar vagina lebih tinggi. Sehingga, diibaratkan dr Liva, vagina tidak seperti pipa kaku yang bulat, melainkan menutup.
"Intinya di dalam tekanan, otot itu menutup. Saat sedang haid kemungkinan besar darah tidak akan keluar di air karena vaginanya menutup karena tekanan air lebih tinggi," kata dr Liva dalam media workshop 'It's better to be protected in your red days' di Letter D Cuisine, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, dr Liva lebih menganjurkan para wanita untuk tidak berenang saat haid. Sebab ketika berada di kolam renang, pada dasarnya vagina sangat mudah terinfeksi. Belum lagi darah haid yang sifatnya basa dan mengubah pH vagina, ditambah pengaruh pH air di kolam renang.
"Lebih baik nggak (berenang) saat haid. Alasan hygiene sih ya. Kalau di hari-hari terakhir, sudah tidak keluar darahnya, okelah," tambahnya.
dr Liva mengingatkan, terkadang sebenarnya di hari-hari terakhir haid darah di dalam rahim sudah bersih hanya saja darah yang ada di vagina keluar terlambat sehingga keluar flek.
"Berbeda kasusnya pada atlet renang. Biasanya ada terapi khusus sehingga pada waktu pertandingan dan kebetulan dia haid, ada obat tertentu yang dikonsumsi, ada aturannya. Lagipula berenang sambil haid kan risi juga," pungkas dr Liva.
Baca juga: Saat si Gadis Mengalami Menstruasi Pertama Kali
(rdn/vit)











































