Menurut dr Meta Hanindita, SpA, pada dasarnya penularan cacar dan campak adalah melalui droplet atau terjadi melalui percikan ludah yang keluar dari batuk, bersin, atau pilek.
Virus campak memiliki kemampuan untuk bertahan di permukaan benda selama beberapa jam. Akibatnya, virus ini bisa menempel pada benda-benda. Ketika tak sengaja anak menyentuh benda yang sudah terkena percikan virus campak, lalu menempelkan tangannya ke hidung atau mulut, maka anak bisa terinfeksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi lain juga menuturkan bahwa penularan virus dapat terjadi karena angin yang mengembus atau karena percikan air mandi anak. Beberapa informasi mengklaim kalau penyakit ini bisa jadi sulit sembuh karena virus akan meluas akibat tersiram air atau tertiup angin.
Sekali lagi dr Meta mengatakan hal tersebut hanya mitos. Seseorang yang terkena campak dengan bintik merah boleh mandi karena tak ada hubungannya dengan perluasan virus dan bagaimanapun kebersihan diri harus dijaga.
"Tidak (ada hubungannya -red). Boleh mandi kok," pungkas dr Meta.
Yang pasti, ketika seorang anak terkena campak, maka menurut dr Meta umumnya anak akan kebal karena terbentuk antibodi. Saat anak kembali muncul ruam dan demam, orang tua biasanya akan mengira si anak kembali kena campak. "Bisa jadi yang dimaksud 'campak' adalah penyakit lain dengan gejala fever and rash seperti roseola atau rubella," sambungnya.
Baca juga: Kenali Campak, Penyakit Berciri Khas yang Sering Menyerang Anak
(ajg/up)











































