Andrea King, peneliti dari University of Chicago mengatakan vape pen merupakan jenis vape terbaru yang sedang nge-trend di kalangan anak muda. Studi yang dilakukan King menyebut penggunaan vape pen malah meningkatkan keinginan untuk merokok.
"Tak hanya sebatas penggunaan, dengan melihat vape pen saja seorang perokok dan mantan perokok bisa memiliki keinginan untuk merokok," tutur King, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian King dilakukan kepada 108 dewasa muda yang menggunakan vape pen atau masih merokok. Peneliti membandingkan reaksi psikologis yang muncul setelah melihat seseorang merokok tembakau serta menggunakan vape.
Seluruh partisipan merupakan perokok aktif. Diketahui pula 80 persen dari partisipan pernah mencoba vape minimal satu kali seumur hidup. 30 Persen di antaranya bahkan masih menggunakan vape dalam satu bulan terakhir.
Hasil penelitian menyebut melihat seseorang yang menggunakan vape pen ataupun rokok tembakau sama-sama meningkatkan keinginan untuk merokok. Berdasarkan hasil penelitian ini, King mempertanyakan klaim dari produsen vape yang menyebut produknya dapat membuat seseorang berhenti dari kecanduan merokok.
"Para mantan perokok harus paham bahwa mereka pernah kecanduan, sehingga benda-benda yang memiliki asosiasi terhadap rokok seperti asbak, korek api ataupun rokok elektrik tetap dapat meningkatkan risiko kekambuhan," ungkapnya.
Baca juga: Rokok Konvensional Vs Elektrik, Mana Lebih Berisiko Picu Kanker Paru?
Seorang peneliti lain bernama William Shandel dari RAND Corporation, mengungkapkan remaja sangat dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya. Oleh karena itu, menjauhkan rokok dari penglihatan mereka akan mengurangi keinginan remaja untuk merokok.
Hal ini senada dengan yang dikemukakan Psikolog Dra Yayi Suryo Prabandari, MSi, PhD dari Quit Tobacco Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada beberapa waktu lalu, dalam hal ini kaitannya dengan iklan rokok.
Menurutnya, iklan rokok memiliki potensi yang luar biasa untuk menginisiasi kebiasaan merokok di kalangan remaja. Ia pernah membuktikannya lewat riset di Yogyakarta.
Dari survei yang dilakukan terhadap 1.046 pelajar pria dan 1.086 pelajar perempuan di Yogyakarta ditemukan, persentase terbesar kecenderungan merokok pada remaja di Yogyakarta diakibatkan paparan iklan dan sponsor rokok, terutama pada remaja perempuan (66,7 persen) dan pernah mendapatkan rokok gratis dari perusahaan rokok pada remaja laki-laki (52,1 persen).
Disusul dengan pernah memiliki barang promosi atau merchandise dari perusahaan rokok (50 persen pada remaja perempuan dan 38,4 pada remaja laki-laki), serta terpengaruh promosi dari perusahaan rokok (50 persen pada remaja perempuan dan 34,7 persen dari remaja laki-laki).
Baca juga: Studi: 52,1 Persen Remaja Laki-laki di Yogyakarta Terpapar Promo Rokok Gratis (mrs/vit)











































