Menanggapi informasi ini, dr Meta Hanindita, SpA, menegaskan bahwa hal ini tidak benar. Setiap bayi, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki variasi perkembangan masing-masing.
Hal ini juga bersifat individual bergantung pada rangsangan yang diberikan orang tua, bukan bergantung pada jenis kelamin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tak Hanya Genetik, Stimulasi Juga Sangat Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Ia mencontohkan, ketika seorang anak umumnya sudah bisa berjalan paling lambat usia 18 bulan, maka anak laki-laki maupun perempuan harus memenuhi batasan tersebut. Jadi, perkembangan dan pertumbuhan tidak dipengaruhi oleh apakah si anak tersebut berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Menurut dr Boy Abidin, SpOG (K) dari saat masih di dalam kandungan hingga usia 3 tahun, seorang anak sedang berada dalam masa periode emas yang sangat penting bagi pertumbuhan otaknya. Kecerdasan otak seorang anak tidak hanya karena pengaruh gen dari orang tuanya tetapi juga dari stimulasi yang diberikan orang tua.
Salah satunya dilakukan melalui stimulasi sensorik dan motorik pada anak. Stimulasi sensorik merupakan rangsangan yang melibatkan 5 indra pada anak yaitu penciuman, pendengaran, penglihatan, peraba, dan pengecap.
Stimulasi motorik merupakan rangsangan yang berupa pemberian kesempatan pada anak untuk menggunakan tangannya, kesempatan anak untuk bergerak, dan kesempatan untuk berbicara.
Baca juga: Teteskan ASI Bisa Sembuhkan Infeksi Telinga Bayi, Benar Tidak Ya?
(ajg/vit)











































