Meski Dosis Rendah, Minum Antibiotik Tak Tepat Picu Resistensi

Meski Dosis Rendah, Minum Antibiotik Tak Tepat Picu Resistensi

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 08 Feb 2017 16:13 WIB
Meski Dosis Rendah, Minum Antibiotik Tak Tepat Picu Resistensi
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Antibiotik harus digunakan secara bijak. Karena jika digunakan tidak tepat, meski dosisnya rendah namun bisa memicu resistensi antibiotik.

Dr Sir Richard John Roberts, peraih Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 1993 untuk riset kategori obat medis di New England, Amerika Serikat.

"Misuse antibiotik adalah masalah kita bersama. Penting meningkatkan kesadaran masayarakat (sebagai konsumen), tapi dokter juga perlu memberi resep antibiotik dengan bijak," kata Richard di sela-sela Medical Symposium di RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).

"Kalau pasien kena infeksi virus, tidak perlulah diresepkan antibiotik. Sering ditemukan orang tua, anaknya hanya flu, lalu minta diresepkan antibiotik, lantas dokter meresepkan saja antibiotik. Jangan seperti itu. Use antibiotic wisely," tambah pria yang juga menjabat Direktur Riset New Engalnd Biolabs di Massachusetts ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sir Richard John Robert, peraih nobel fisiologi/kedokteran 1993Sir Richard John Robert, peraih nobel fisiologi/kedokteran 1993 / Foto: Radian Nyi S


Baca juga: Melucuti Persenjataan Para Kuman untuk Mengatasi Resistensi Antibiotik

Ia menekankan, meski dosisnya rendah, antibiotik yang diberikan dengan tidak tepat guna bisa meningkatkan resistensi antibiotik. Ketika beberapa jenis bakteri sudah resisten pada jenis antibiotik tertentu, maka diperlukan antibiotik baru.

Richard mengatakan untuk menemukan antibiotik baru tersebut bukanlah proses yang mudah dan butuh waktu lama. "Kita semua tahu kalau antibiotik digunakan dengan tepat, ini benar-benar bermanfaat," ujar Richard.

Ia menambahkan, pada dasarnya masyarakat mesti mencintai bakteri. Sebab, masih banyak bakteri baik yang bermanfaat bagi tubuh, termasuk melindungi tubuh. Ada beragam jenis bakteri di lingkungan sekitar dan untuk mengetahui mana bakteri baik dan apa manfaat spesifiknya, memang perlu dilakukan riset lebih lanjut.

Baca juga: Ungkap Rahasia Kesehatan Sel, Profesor Jepang Ini Raih Nobel Kedokteran 2016


(rdn/vit)

Berita Terkait