Diet yang dimaksud disebut dengan Fasting Mimicking Diet (FMD), di mana pelakunya diminta makan seperti biasa selama sebulan, namun di sela-selanya mereka diminta untuk semi-berpuasa selama lima hari.
Selain namanya, FMD dikatakan mirip dengan puasa Senin-Kamis karena dilakukan dalam kurun 5 hari sebulan, sedangkan bila ditotal puasa Senin-Kamis dalam sebulan adalah selama 8 hari. Aktivitas puasa yang dilakukan juga hanya setengah hari atau tidak full selama 24 jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ingin Turunkan Bobot Sambil Berpuasa? Caranya Bukan dengan Musuhi Nasi
Dalam kurun tiga bulan, mereka yang melakukan FMD memperlihatkan perubahan dramatis, yaitu bobot mereka rata-rata turun sebanyak 2,6 kg. Indeks massa tubuh (BMI), lemak dan lingkar perut juga turun.
Mereka juga menunjukkan penurunan level insulin-like growth factor 1 (IGF-1), hormon yang selama ini dikaitkan dengan kanker dan penuaan; serta C-Reactive Protein (CRP) atau penanda peradangan. Tekanan darah dan kolesterol mereka juga ikut turun sehingga risiko penyakit kronis seperti jantung, diabetes, obesitas dan kanker ikut berkurang.
Sebaliknya, partisipan yang tidak menjalani FMD tidak mengalami perubahan serupa. Namun ketika mereka mencoba FMD, terlihat perubahan yang diinginkan.
"Kami tidak menemukan laporan adanya efek samping yang serius dari diet ini," kata peneliti Victor dari Longevity Institute, School of Gerontology and Department of Biological Sciences, USC seperti dilaporkan Forbes.
Bagi mereka yang ingin mencoba diet ini, Victor merekomendasikan untuk melakukannya 2-12 kali dalam setahun. Itu pun tergantung pada usia, berat badan dan riwayat medis yang dimiliki.
"Sebelum memutuskan menggunakannya, yang bersangkutan diminta berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi, karena variabel-variabel tersebut menentukan berapa kali diet ini harus dilakukan," pesan Victor.
Baca juga: Mirip Detoks, Alasan Bobot Berpotensi Turun Saat Puasa (lll/vit)











































